Penggunaan Media Visual Dalam Mengefektifkan Proses PencapaianTujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN II Demuk Kecamatan Pucanglaban (PAI-24)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibarat kertas putih yang belum pernah terkotori oleh apapun. Hal ini sesuai dengan ajaran John Lock bahwa perkembangan pribadi seseorang ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendidikan.
Dalam hadits disebutkan :
مَامِنْ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ اِلًّاعَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يَهَوٍّدَانِهِ اَوْيُنْصِّرَانِهِ اَوْيُمَجِّسَا نِهِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ)
Artinya :
“Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi” (HR. Muslim).[1]
Di sini orang tua mempunyai peranan yang sangat besar terhadap perkembangan kepribadia bagi anak. Jadi terbentuknya kepribadian manusia itu tergantung bagaimana ia menjalani pendidikan, dimana ia menjalani proses pendidikan, dan media apa yang menunjang pendidikan individu tersebut.
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi individu.[2]Oleh karenannya setiap usaha pendidikan selalu akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Bagi orang yang memiliki biaya lebih selalu berfikir dan bertanya apakah sekolah itu berkualitas? Atau bagaimanakah prestasi sekolah tersebut? Akan tetapi lain halnya bagi orang-orang yang tidak cukup biaya, kadang kala pertanyaannya adalah, berapakah biaya untuk menyekolahkan anaknya di sekolahan tersebut? Masalah kualitas atau prestasi no problem karena dia berfikir bahwa dapat sekolah saja sudah untung dari pada tidak sekolah sama sekali.
Prestasi belajar seringkali dilihat dari kecakapan anak didik dalam mencapai angka yang lebih, dapat naik tingkat selanjutnya, lulus dengan nilai yang bagus dan lain-lain. Kebahagiaan akan dirasakan oleh anak didik, orang tua, guru yang mengajar dan juga masyarakat yang menjadi tempat tinggalnya. Akan tetapi, jika kegagalan yang dialami oleh anak didik dalam pencapaian prestasi belajar, maka dia akan merasakan kesedihan, orang tua marah, guru ikut sedih dan masyarakat pun telah memberikan ‘stempel’ bodoh pada anak didik tersebut karena ketidak berhasilannya dalam studi.
Prestasi belajar yang berupa kemampuan kognitif memang sangat perlu, akan tetapi kemampuan afektif dan psikomotorik juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan intelektual setelah berhasil mencapai prestasi belajarnya dengan gemilang.
Orang tua manapun dan guru apapun sangat senang jika anak didiknya telah berhasil dalam menghadapi ujian dan telah berhasil dengan nilai yang camerlang. Kebahagiaan akan bercampur jadi satu manakala pengumuman yang ditunggu-tunggu itu menyatkan bahwa anak didik kita telah berhasil. Jika ujian yang dihadapi dengan segala macam persiapan itu ternyata hasilnya kurang memuaskan atau bahkan sangat mengecewakan, serasa dunia ini sudah kiamat, pupus sudah segala harapan dan impian, malu yang teramat sangat besar akan ditanggung sepanjang masa dan merasa terkucilkan dari lingkungan pergaulan.
Ada banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Karena karakteristik siswa itu berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Sehingga semua anak tidak dapat diukur dan diperlakukan sama. Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada diri siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktifitas dalam meraih cita-cita. [3]
Sebuah keharusan bagi guru untuk mengetahui lebih dalam lagi karakteristik setiap anak didiknya. Guru hendaknya dapat memperlakukan peserta didiknya dengan melihat karakteristik yang ada pada setiap anak didik. Ada tiga hal karakteristik anak didik, yaitu:
1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan anak atau prereguisite skill,seperti kemampuan intelektual, kemampuan berfikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotorik dan lain-lain.
2. Karakteristik yang berhubungan dengan larat belakang dan status sosial (sociocultural).
3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, minat dan lain-lain.[4]
Kita memahami karakteristik anak didik, maka guru pun akan memperlakukan mereka sesuai dengan karakteristiknya. Namun, hal itu juga sulit, karena harus ada evaluasi belajar yang akan diikuti oleh peserta didik secara bersama-sama dengan yang lain. Evaluasi digunakan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur peserta didik dalam mencapai tujuan kurikulum atau pengajaran.
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok sebagai berikut:
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua.[5]
Tetapi untuk mencapai itu semua, prestasi yang gemilang membutuhkan proses dan proses membutuhkan media sebagai lantaran untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan.
Di dalam QS. Ar-Ra’d: 30 Alloh berfirman:
“Demikianlah, kami Telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh Telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al-Quran) yang kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan Hanya kepada-Nya Aku bertaubat”. (Qs. Ar-Ra’d:30)[6]
Ini membuktikan bahwasannya Alloh SWT juga membutuhkan media untuk menyampaikan firmannya kepada umatnya. Jadi peran media itu sangat besar sekali manfaatnya. Media pembelajaran memberikan pengaruh yang tidak kecil bagi keberlengsungan proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian prestasi belajar.
Ketersediaan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat memberikan kontribusi yang besar guna pencapaian hasil yang maksimal. Hanya saja, pertanyaannya, sudah mampukah SDM dalam hal ini guru untuk memanfaatkan beberapa media pembelajaran sebagai penunjang keberhasilan prestasi belajar anak didik dalam setiap proses belajar mengajar.
Kalau kita lihat kedepan, media pembelajaran yang dapat digunakan saat ini sudah banyak tersedia. Kita dapat memanfaatkan media elektronik dan teknologi yang sudah modern pula. Dengan media-media tersebut mestinya dapat menghasilkan suatu prestasi belajar yang bermutu tinggi. Inilah yang akan menjadi latar belakang peneliti dalam skripsi ini. Kemudian peneliti menggali lebih dalam lagi tentang media pembelajaran tersebut dengan mengajukan judul “Penggunaan Media Visual Dalam Mengefektifkan Proses Pencapaian Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN II Demuk Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung”.
[1]Imam Muslim, Shohih Muslim Juz 2, (Bandung: Syaikur Ma’arif 2009), hal. 458
[3] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2005). Hal. 120
[4]Ibid, hal. 125.
[5] Sulistiyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidika, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hal. 53
[6]Tohaputra, Ahmad, Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: CV.ASY-SYIFA’, 1984), hal. 373
0 Response to "Penggunaan Media Visual Dalam Mengefektifkan Proses PencapaianTujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN II Demuk Kecamatan Pucanglaban (PAI-24)"
Post a Comment