Pengaruh Kemiskinan Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Duwet, Pakel, Tulungagung (PAI-19)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dipunyai oleh manusia, yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan ke seluruh aspek kehidupan manusia, tetapi sering tidak disadari kehadirannya sebagai masalah, ialah kemiskinan.Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata adanya, bagi mereka yang tergolong miskin, mereka sendiri merasakan dan menjalani kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Kemiskinan itu akan lebih terasa lagi apabila mereka telah membandingkan dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi tingkat kehidupannya.
Kalau diperhatikan akhir-akhir ini perbincangan tentang kemiskinan muncul kembali dan menjadi diskusi baik di kalangan akademis, praktisi dan aktifitas masyarakat. Kemiskinan bukanlah masalah baru, karena sekitar dasawarsa akhir ini masalah kemiskinan telah didiskusikan di tingkat nasional. Telah banyak usaha untuk menghapus dan mengurangi masalah kemiskinan. Namun segala usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Kemiskinan tidak hanya berurusan dengan masalah ekonomi, akan tetapi merambat pada permasalahan multidimensional, karena kenyataannya berurusan dengan masalah sosial, budaya, pendidikan, politik, lebih-lebih pada permasalahan ekonomi.
Di samping itu, banyak pula program yang dicanangkan dengan tujuan untuk mengentas kemiskinan ini. Berdirinya LSM, program pemberian bea siswa, program orang tua asuh dan program-program lainnya, semuanya bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.
Jalaludin Rakhmad mengutip sabda Imam Ali dalam bukunya, ”Seandainya kemiskinan berujud seorang manusia, niscaya aku akan membunuhnya”.[2]Hal itu menunjukkan bahwa kemiskinan memang harus diberantas.

Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok, seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan sebagainya. Dengan kata lain, menurut Siswanto yang dikutip oleh Mawardi, ”kemiskinan merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan, atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya”.[3]Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.[4]
Kemiskinan adalah sebuah penyakit yang dapat dijumpai pada setiap masyarakat di sepanjang sejarah. Ia mungkin terjadi lantaran beberapa sebab, seperti tidak adanya sistem ekonomi dan pemerintahan yang baik, terjadinya penindasan satu golongan terhadap golongan yang lain, atau timbulnya kemalasan dan hilangnya semangat untuk berusaha.

Akibat dari pada kemiskinan tidak hanya menyentuh segi material saja, akan tetapi juga berakibat buruk terhadap kualitas spiritualnya. ”Kemiskinan tidak menyebabkan hina, tetapi yang pasti kemiskinan membuat orang menderita. Boleh jadi kemiskinan tidak menghalangi orang untuk bahagia, tetapi kemiskinan jelas mengurangi kualitas hidup seseorang. Karena miskin seorang anak tidak dapat melanjutkan sekolah. Karena pendidikan rendah pendapatan seseorang kurang. Karena pendapatannya kurang, maka tidak dapat memelihara kesehatan dan menjaga gizi makanan orang tersebut”.[5]
Kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi berkaitan dengan banyak sekali masalah penyakit maknawi (spiritual) dan akhlak. Di mana saja ditemukan kemiskinan, maka kebodohan, kelemahan, dan kurangnya keimanan juga akan ditemukan. Sebaliknya, di mana pun ditemukan kebodohan, kelemahan, dan kurangnya keimanan, maka di situ akan ditemukan pula kemiskinan.
Dapat dipastikan, apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan pemikir yang maju, maka kehidupan materi mereka juga akan maju. Sebaliknya, masyarakat yang pemikiran dan kebudayaan mereka terbelakang, kehidupan materi mereka pun juga akan terbelakang.
Suparlan menyatakan sebagaimana yang dikutip oleh Abu Ahmadi bahwa ”kemiskinan sebagai suatu standar hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku dalam masyarakat”.[6]
Kemiskinan dengan segala penyebabnya, juga tidak dapat dipisahkan dari adanya pengaruh setiap individu atau masyarakat yang sangat lemah nilai akhlak dan spiritualnya. Oleh karena itu, menyodorkan sebuah pemikiran dan akhlak, kepada suatu masyarakat, merupakan hal yang sangat penting. Sebab, dengan begitu, perang melawan kemiskinan dapat menjadi fokus utama dan dan dapat dilakukan dengan cara yang tepat dan akurat. Secara material kemiskinan akan membuat manusia menderita dan secara spiritual kemiskinan membuat manusia kurang dapat meningkatkan iman dan ibadah.
Terlepas dari beberapa bentuk kemiskinan yang dilihat dari berbagai sudut pandang di atas, kemiskinan yang dimaksud dalam penelitian di sini adalah kemiskinan materi. Kemiskinan materi bisa menjadi penghambat proses belajar siswa di sekolah. Kemiskinan bisa menyebabkan menurunnya prestasi belajar seorang siswa, karena segala apa yang dibutuhkan sebagai pendukung belajarnya serba kurang.
Siswa adalah manusia yang hidup dalam suatu lingkungan sosial yang mikro, seperti keluarga sangat besar sekali pengaruhnya. Peranan keluarga sebagai pendorong perkembangan intelektualisasi (daya penalaran) individu dipengaruhi oleh interaksi sosialnya yang dinamis dan wajar, status sosial ekonomi yang berpengaruh. Jika perekonomian cukup, lingkungan materiil yang dihadapi siswa dalam keluarganya itu lebih luas, maka ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan berbagai kecakapannya.
Setiap siswa mempunyai latar belakang sosial yang berbeda-beda, ada yang berasal dari lingkungan perkotaan, ada pula yang berasal dari lingkungan pedesaan, yang sudah tentu dua lingkungan yang berbeda ini memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap siswa terutama dalam hal psikisnya, dan hal ini sudah tentu memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar siswa. Dan lingkungan ekonomi pun diindikasikan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan prestasi siswa, karena dengan adanya kesenjangan ekonomi, memberikan peluang adanya perbedaan gaya hidup yang sudah tentu hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Seorang siswa yang berada dalam sebuah keluarga yang tergolong miskin, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajarnya. Karena bagaimana pun juga, untuk memperoleh segala sesuatu itu memerlukan dana, termasuk untuk memperoleh pendidikan yang layak. Fasilitas yang mendukung kemudahan siswa dalam belajar, untuk mengakses informasi, semua itu membutuhkan dana. Apabila ekonomi keluarga tidak mencukupi untuk semuanya itu, maka dampaknya akan tidak baik bagi seorang anak yang masih dalam tuntutan belajar. Sehingga sangat dimungkinkan akan menghambat kegiatan belajar anak yang pada akhirnya akan menurunkan prestasi belajarnya.
Sesuai dengan uraian di atas, maka kemiskinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemiskinan ekonomi yang terjadi pada suatu keluarga siswa di SDN I Duwet, Pakel, Tulungagung. Dengan rendahnya ekonomi yang mereka hasilkan tiap hari, menyebabkan mereka dalam kesehariannya hanya memikirkan masalah ekonomi, tanpa memperhatikan perkembangan pendidikan anak termasuk prestasi anak, sehingga dalam prestasi anak didik pun juga tidak terfokus. Di samping itu, dengan kondisi keluarga yang miskin, seorang anak pun bisa jadi ikut memikirkan ekonomi keluarga, sehingga hal tersebut sudah pasti akan mengganggu kegiatan dan konsentrasi belajarnya.
Peneliti memilih lokasi di SDN I Duwet, Pakel, Tulungagung karena di sana ditemukan banyak siswa yang memiliki kondisi seperti apa yang sudah peneliti uraikan di atas. Selain itu, agar penelitian ini tidak melebar kemana-mana, maka peneliti memfokuskan pada satu materi saja, yaitu materi pelajaran pendidikan Agama Islam, yang mana hal ini juga sesuai dengan kompetensi peneliti sebagai calon pendidik agama Islam.


0 Response to "Pengaruh Kemiskinan Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Duwet, Pakel, Tulungagung (PAI-19)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel