Penerapan metode drill sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar anak didik kelas III matematika di MIN (PMT-28)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia selain sebagai makhluk yang belajar juga merupakan makhluk yang dapat dan harus di didik.Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapatmemanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudahdipersiapkan guna memiliki peranan di masa depan.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, “Setiap warga Negara berhak mendapapatkan pendidikan yang layak sebagaimana tarcantum dalam UUD 1945, dan diatur melalui peraturan pemerintah, sedangkan pelaksanaan progam pendidikan dilakukan dalam system pendidikan nasional.Progam pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan yang bermartabat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru.Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Darisinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik dapat mengikuti proses pembelajaran secara seksama dan memperoleh kefahaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh gurunya.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajarmengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses anak didik belajar dan guru mengajardalamkonteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, sehingga terdapat perubahandalam diri anak didik baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.[2]
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan anak didik belajar. Guru mengajarkan bagaimanaanak didik harus belajar. Sementara anak didik belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar,sehingga hasil belajar anak didik berada pada tingkat yang optimal.
Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar anak didik. Metode dalam proses belajar mengajar merupakan sebagai alat untukmencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Apabila seorang guru dalam memilihmetode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan yang menyebabkan kesulitandalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan. Selain itu pendidik juga dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode secarateoritistetapi pendidik dituntut juga mampu memilih metode yang tepat untuk bisamengoperasionalkan secara baik.[3]
Seorang pendidik dituntut untuk menguasai metode karena dapat membantu pendidik untuk mempermudah tugasnya dalam menyampaikan mata pelajaran tersebut. Dan yang terpenting metode digunakan agar anak didik mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini sangatberhubungan dengan Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik dituntut untuk menerapakan tiga ranah dalam pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan juga guru diharapkan mampu melihat tingkat kemampuan yang dimiliki oleh anak didik, baik itu anak didik yang visual, auditorial maupun kinestik.
Disaat sekarang ini sering dijumpai para anak didik yang tidak punya kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran yang akan disampaikan,bahkan kadang lupa sama sekali, sehinggaketika di dalam kelas anak didik tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenaiisinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar pengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalahmasalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksibelajar mengajar menjadi tidak efektifdan efesien serta tidak sesuai dengantuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.
Permasalahan tersebut juga terjadi di MIN GEDOG Kota Blitar.Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan dewan guru dan pihak sekolah, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa di MIN GEDOG Kota Blitar mengalami permasalahan pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika di kelas 3.
Kondisi tersebut tentu saja berpengaruh pada hasil belajar anak didik kelas 3 MIN GEDOG Kota Blitar.Hal ini terlihat pada saat diadakan ulangan harian, banyak diantara anak didik yang mendapat nilai di bawah rata-rata,sehingga guru harus mengulang lagi materi yang telah diajarkan dan diadakan remedial untuk memberi kesempatan pada anak didik memperbaiki nilai mereka.Efeknya adalahalokasi waktu untuk materiberikutnya menjadi berkurang, sehingga waktu yang dimiliki oleh guru untuk menyampaikan materi berikutnya juga berkurang dikarenakan waktu yang yang telah tersitauntuk mengulang materi yang sebelumnya.Resiko yang muncul kemudian adalah,anak didikakan kewalan dalam menghadapi ujian semester dan ujian kenaikan kelas, karena materi yang diujikan mencakup seluruh BAB pada semsester I.[4]
Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan metode pembelajaran agarpelaksanaan belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, satu metode yangbisa memaksimalkan waktu yang tersedia serta mampu “memaksa” anak didik terusbelajar walaupun tidak dalam proses pembelajaran di kelas, salah satunya yaitudengan menerapkan atau menggunakan metode driil, baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah, merupakan salah satu metodedari sekian banyak metode yang ada. Perlu diingat bahwa metode driil adalah menyuruh anak didik untuk melakukan kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajarinya.Sedangkan makna dari metode drill adalah suatu cara mengajar dimana anak didik melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar anak didik memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[5]
Walaupun kedua metode tersebut termasuk metode yang sangatkonvensional, namun dalam konteks permasalahan yang terjadi di MIN GEDOGKota Blitar, pemilihan metode drill oleh peneliti sangat sesuai dengan kondisi sesuai anak didik.Karena peneliti memilikiasumsi bahwa tidak ada metode yang terbaik namun yang ada adalah metode yang sesuai dengansituasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
0 Response to "Penerapan metode drill sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar anak didik kelas III matematika di MIN (PMT-28)"
Post a Comment