Penerapan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Pecahan Di Kelas IV SD Islam Al-Hidayah (PMT-35)
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu matematika pada dasarnya merupakan sebuah ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lainnya, baik dalam pemecahan persoalan-persoalan maupun dalam pengembangan ilmunya. Hal ini dibuktikan bahwa matematika itu sebagai suatu ilmu yang berfungsi untuk melayani ilmu pengetahuan. Selain matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sebagai suatu ilmu, matematika juga melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan operasionalnya.[1] Sehingga matematika merupakan pelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan.
Sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah, diperlukan sebuah pembelajaran untuk mengembangkan kreatifitas dan kompetensi matematika peserta didik. Maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola pikir peserta didik. Dalam mengajarkan matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, tidak semua peserta didik menyukai mata pelajaran matematika.[2] Hal ini dialami pula dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan.
Berdasarkan informasi yang didapat dari guru yang mengajar, peneliti memperoleh informasi bahwa kemampuan akademik peserta didik masih heterogen, atau kemampuan prestasi belajar masing-masing peserta didik sangat beragam. Selain itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar dan menerapkan rumus-rumus matematika terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi pecahan. Misalnya tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan biasa, pecahan campuran, persen dan pecahan desimal.
Faktor lain yang mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam memahami materi materi pecahan adalah sikap acuh dan suka bermain di dalam kelas setelah pelajaran disampaikan. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas tidak dimanfaatkan secara optimal. Hal ini ditandai dengan menunggu peserta didik lain dalam menyelesaikan soal-soal pecahan yang diberikan. Tidak berusaha untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Apabila ada pekerjaan rumah yang berkaitan dengan pelajaran matematika kurang direspon oleh peserta didik. Beberapa peserta didik justru lebih sering menunda menyelesaikan tugas tersebut untuk diselesaikan. Bahkan ada peserta didik yang mengerjakan pekerjaan rumah itu di sekolah, bersamaan dengan hasil jawaban peserta didik lain yang tertuliskan di papan tulis pada waktu dikoreksi guru bersama peserta didik.
|
Untuk itu, guru perlu menerapkan suatu strategi pendekatan pembelajaran yang berbeda dari yang digunakan sebelumnya. Agar pendekatan pembelajaran tersebut mampu menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara aktif.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran haruslah berorientasi pada peserta didik. Yakni peran guru bergeser dari “menentukan apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik”. Sehingga pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain.[3]
Proses interaksi yang terjadi dalam pembelajaran banyak tergantung pada pendekatan yang digunakan. Adapun pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain pendekatan imposisi, pendekatan teknologis, pendekatan personalisasi, pendekatan intruksional, pendekatan konstruktivis, pendekatan pengolahan informasi, pendekatan inquiri, dan pendekatan pemecahan masalah atau problem solving.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika yang membantu peserta didik untuk memproses informasi yang diterima, menyusun pengetahuan mereka sendiri dan memcahkan masalah adalah problem solving.
Menurut Arends (1997), pendekatan problem solving merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk meyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.[4]
Pendekatan dengan menggunakan problem solving, diharapkan peserta didik mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Problem solving merangsang peserta didik mampu menjadi seorang:
a. Eksplore – mencari penemuan baru
b. Inventor – mengembangkan ide atau gagasan dan pengujian baru yang inovatif
c. Desainer – mengkreasi rencana dan model terbaru
d. Pengambil keputusan – berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana
e. Komunikator – mengembangkan metode dan tehnik untuk bertukar pendapat dan interaksi.[5]
Dari semua kemampuan tersebut, diharapkan prestasi belajar peserta didik dalam bidang matematika semakin meningkat.
0 Response to "Penerapan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Pecahan Di Kelas IV SD Islam Al-Hidayah (PMT-35)"
Post a Comment