Variabilitas Hasil Tangkapan Jaring Insang Tetap Hubungannya Dengan Kondisi Oseanografi Di Perairan Kab Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (IKN-3)
Kabupaten Kolaka Utara memiliki luas wilayah daratan sebesar 3.391 km2 dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas ± 5.000 km2, dengan jumlah penduduk sebesar 113.317 jiwa. Berdasarkan kondisi iklim, Kabupaten Kolaka Utara mempunyai ketinggian umumnya kurang dari 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis. Suhu udara minimum sekitar10°C dan maksimum 31°C atau rata-rata antara 24°C - 28°C. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan, namun demikian perairan laut seluas ± 5.000 belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan usaha perikanan.
Kabupaten Kolaka Utara memiliki perairan laut yang luas mencapai ± 5.000 km2. Perairan ini belum dimanfaatkan secara optimal, khususya untuk kegiatan usaha perikanan. Memanfaatkan potensi perikanan tangkap di Kabupaten Kolaka Utara membutuhkan informasi lokasi potensi penangkapan ikan, dimana lokasi potensi penangkapan ikan berkaitan dengan ketersediaan ikan untuk penangkapan. Alasan utama sebagian spesies ikan berada di suatu perairan disebabkan 3 hal pokok, yaitu: (1) memilih lingkungan hidupnya yang sesuai dengan kondisi tubuhnya; (2) mencari sumber makanan; (3) mencari tempat yang cocok untuk pemijahan dan perkembangbiakan (Nomura dan Yamazaki 1977; Laevastu dan Hayes 1981). Hal pokok tersebut akan menentukan keberhasilan suatu operasi penangkapan.
Respon ikan terhadap perubahan kondisi lingkungan menyebabkan sumberdaya ikan terdistribusi secara terbatas di perairan laut. Kondisi ini mengindikasikan bahwa ketersediaan ikan pada suatu lokasi penangkapan akan menentukan besarnya produksi ikan, menyebabkan produksi ikan dari suatu jenis alat tangkap tidak akan sama pada setiap trip penangkapan.
Sebaran suhu permukaan laut (SPL) di Perairan Kabupaten Kolaka Utara mengindikasikan adanya pencampuran massa air (DKP Kolaka Utara 2003). Massa air hangat berada di sebelah timur dan utara, sedangkan massa air yang lebih dingin terdapat di bagian selatan dan barat. Akibat pertemuan massa air tersebut menyebabkan terjadinya lapisan air tercampur yang diduga kaya akan nutrien. Kondisi salinitas di perairan Kabupaten Kolaka Utara menunjukkan salinitas perairan tinggi pada musim peralihan I (MP I) dan musim timur (MT). Pada musim barat (MB) dan musim peralihan II (MPII) salinitas lebih rendah berdasarkan data rata-rata bulanan. Kondisi arus laut menunjukkan kecepatan arus di Teluk Bone cenderung tinggi, namun demikian pada bagian utara perairan Kolaka utara menunjukkan kecepatan arus semakin berkurang dari timur ke barat (DKP Kolaka Utara 2003).
Perikanan tangkap telah memberikan konstribusi yang sangat nyata dalam pengembangan dan pembangunan Kolaka Utara, dimana berdasarkan produksi perikanan tangkap sebesar 6.138,00 ton atau sebesar 0,1% dari total produksi perikanan Indonesia yang mencapai 4.629.209 ton (DKP Kolaka Utara, 2003). Jenis industri pengolahan ikan yang ada yaitu pengolahan ikan air tawar dan ikan air laut. Pengolahan hasil ikan air tawar terdapat di Kecamatan Ranteangin, Pakue Utara dan Pakue Barat, sedangkan pengolahan ikan laut lebih tersebar di Kecamatan Ranteangin, Lasusua, Kodeoha, Watunohu dan Pakue Utara.
Adapun alat tangkap yang umumnya di gunakan masyarakat nelayan Kolaka utara adalah alat tangkap Gillnet (jaring insang tetap) atau dikenal dengan sebutan pukat. Keberhasilan pengoperasian jaring insang tetap adalah mengetahui arah gerak renang ikan, karena alat tangkap ini bersifat pasif. Sifat pasif dari alat tangkap ini menyebabkan perlu diketahui lokasi yang memiliki ketersediaan ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan, dimana ketersediaan ikan pada suatu areal perairan ditentukan oleh keadaan lingkungan. Kondisi perairan menjadi penting untuk diketahui sejauhmana pengaruh perubahan kondisi oseanografi di lokasi penangkapan jaring insang tetap pada perairan Kolaka Utara. Diketahuinya pengaruh kondisi oseanografi terhadap ketersediaan ikan akan membantu untuk mengoptimalkan pengoperasian alat tangkap, khususnya jaring insang tetap.
0 Response to "Variabilitas Hasil Tangkapan Jaring Insang Tetap Hubungannya Dengan Kondisi Oseanografi Di Perairan Kab Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (IKN-3)"
Post a Comment