Perilaku Sosial Alumni Pesantren (Studi Kasus 8 Alumni Pondok Pesantren Immim Putri Pangkep) (SO-12)
Pesantren adalah institusi pendidikan yang berada di bawah pimpinan seorang atau beberapa kiai dan dibantu oleh sejumlah santri senior serta beberapa anggota keluarganya. Pesantren menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan kiai sebab ia merupakan tempat bagi sang kiai untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran tradisi, dan pengaruhnya di masyarakat.
Dalam hal ini, para kiai tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga-lembaga tersebut, yang mengatur kegiatan dan batas-batas perbuatan halal-haram, wajib-sunnah, baik-buruk dan sebagainya itu berangkat dari hukum agama Islam dan semua kegiatan dipandang dan dilaksanakan sebagai bagian dari ibadah keagamaan, dengan kata lain semua kegiatan dan aktivitas kehidupan selalu dipandang dengan hukum agama Islam. Selain itu, produk pesantren juga dikonstruksi untuk memiliki kemampuan yang tinggi dalam merespon tantangan dan tuntutan hidup dalam konteks ruang dan waktu, dalam ranah nasional maupun internasional. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu : “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(dalam Hasbi,2005).
Sejak dekade 1970-an telah terjadi perubahan yang cukup besar pada keberadaan pesantren sebagai sebuah sistem pendidikan. Pesantren sebuah bentuk sistem tradisional, mulai berubah. Pada kenyataannya pondok pesantren dengan fungsiya sebagai lembaga pendidikan Islam juga berfungsi sebagai tempat penyiaran agama Islam dimana para santri dididik untuk bisa hidup dalam suasana yang bernuansa agamis, maka dari itu pondok pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat disekitarnya dan menjadi rujukan moral/perilaku bagi masyarakat umum. Tegasnya, lembaga pendidikan pesantren merupakan tempat sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai yang telah membudaya. Oleh karena itu, penetapan kurikulum lembaga pendidikan pesantren dan tujuannya atas nilai-nilai pengetahuan serta aspirasi dan pandangan hidup yang yang berlaku dan di hormati masyrakat (dalam Dhofier, 1985).
Masyarakat umum memandang pondok pesantren sebagai komunitas khusus yang ideal terutama dalam bidang kehidupan moral/perilaku. Dan bahkan pondok pesantren dianggap sebagai tempat mencari ilmu dan mengabdi, tetapi pengertian ilmu menurut mereka tampak berbeda dengan pengertian ilmu dalam artiscience. Ilmu bagi mereka dipandang suci dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ajaran agama. Mereka selalu berfikir dalam kerangka keagamaan, artinya semua peristiwa empiris dipandang dalam struktur relevansinya dengan ajaran Islam.
Khusus untuk daerah Sulawesi-Selatan dalam penyiaran Islam ialah bagaimana melihat lingkungan masyarakat, sehingga mereka dapat berbuat dan bertindak sesuai apa yang telah digariskan oleh agama. Penyiaran Islam kini banyak disampaikan melalui lembaga pendidikan seperti pesantren yang merupakan salah satu dari bagian dakwah. Sehingga penyiaran Islam mempunyai arti yang cukup penting bagi umat Islam untuk disampaikan kepada keluarga, lingkungan masyarakat dan kepada seluruh umat manusia. Dimana untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, maka diperlukan adanya penyiaran Islam yang baik dan berkesinambungan serta usaha-usaha yang lain yang berhubungan dengan penyiaran Islam yang dapat mendorong keberhasilan dalam berdakwah (dalam Nawawi, 2011).
Melalui penyiaran Islam keberbagai daerah khususnya untuk Silawesi Selatan diharapkan terwujudnya pribadi-pribadi yang nantinya dapat menyebarkan Islam kepada keluarga, lingkungan masyarakat dan seluruh umat manusia, karena dengan aktivitas seperti itulah secara sungguh-sungguh sehingga ilmu agama dapat tersebar ke seluruh pelosok dunia dan dapat berdiri dengan kokoh sekaligus menjadi pedoman hidup bagi manusia.
Pondok Pesantren Modern IMMIM Putri Pangkep dalam pengamatan penulis sebagai salah satu pondok pesantren dan sekaligus salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari terlihat semua berjalan seperti apa yang diinginkan oleh pihak pengurus pondok pesantren, mereka hidup dalam nuansa yang Islami, pola interaksi diantara para penghuni pondok pesantren terlihat sangat ramah dan semua berpedoman pada aturan yang telah disepakati. Namun dalam pengamatan peneliti disisi lain sebagian besar dari alumni pondok pesantren dan memasuki dunia baru dengan serta merta kemudian mencoba berbagai macam kehidupan dalam pergaulan yang ada dilingkungan baru mereka tanpa ada pertimbangan bahwa mereka adalah alumni pondok pesantren yang seharusnya menyiarkan dakwah agama Islam dan menjadi suri teladan dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas peneliti kemudian bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui lebih jauh tentang pondok pesantren dan bagaimanakah perilaku sosial alumni pesantren setelah keluar dari pondok dan mengecap dunia baru yaitu dunia perguruan tinggi (mahasiswa), dengan itu peneliti memberi judul penelitian ini:“PERILAKU SOSIAL ALUMNI PESANTREN” (Studi Kasus 8 Alumni Pondok Pesantren Modern IMMIM Putri Pangkep).
0 Response to "Perilaku Sosial Alumni Pesantren (Studi Kasus 8 Alumni Pondok Pesantren Immim Putri Pangkep) (SO-12)"
Post a Comment