Fungsi Media Pembelajaran Secara Umum

Mengapa Media Pembelajaran diperlukan?
Ada dua hal mengapa media pembelajaran dipergunaan, pertama karena kebutuhan (demand), seperti yang kita ketahui kehidupan semakin kompleks, sehingga hal-hal yang perlu dipelajari juga menjadi semakin rumit, olehnya itu proses mempelajarinya juga menjadi semakin rumit. Disini media bisa membantu menyederhanakan konsep yang rumit agar bisa dicerna dengan mudah. Kedua dewasa ini ketersediaan media (supply) yang semakin beragam, sebagai akibat kemajuan teknologi disegala bidang contohnya komputer

Pertanyaan yang sering muncul mengapa media pentingnya dalam sebuah pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran itu sendiri. Proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, dimana penyampaian pesan dari seorang pengirim pesan dalam hal ini seorang pengajar pada muridnya atau penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara verbal (kata-kata & tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta diklat dinamakan decoding.

Manusia memiliki kemampuan mengeksternalisasi informasi sehingga otak mereka terbebas dari hal-hal yang kecil untuk bisa berpikir mengenai yang besar. Menurut Norman (1993) “Puncak dari kemampuan berpikir manusia tidak semata-mata terletak pada kemampuannya bernalar atau mengingat tapi pada kemampuanya membangun artefak kognitif eksternal untuk menutupi keterbatasan daya ingat jangka panjang mereka”.

Oleh karena itu kemampuan pengajar seperti widyaiswara, guru atau dosen menggunakan alat bantu akan turut meningkatkan kapasitas mereka dalam mengajar. Tetapi proses komunikasi tidak selamanya berjalan dengan mulus walaupun dengan menggunakan media pembelajaran sekalipun.

Ada kalanya penafsiran berhasil oleh peserta diklat adakalanya tidak, kegagalan atau ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat dan diamati dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.

Pengalaman belajar yang paling lengkap adalah yang terjadi di tempat kerja karena peserta diklat terlibat secara penuh berinteraksi dengan lingkungannya yang sekaligus berfungsi sebagai media dan sumber belajar. Akan tetapi, ketika proses belajar dipisahkan dari tempat kerja dan diselenggarakan di ruang kelas, maka konteks yang menyediakan media dan sumber belajar otentik tersebut menjadi hilang. Untuk itu, proses dan pengalaman belajar perlu diperkaya dengan menyentuh sebanyak mungkin indra peserta diklat. Dalam konteks belajar di ruang kelas, indra peserta diklat bisa disentuh dengan menggunakan media pembelajaran.

Selain mempermudah, Media pembelajaran ada sejumlah alasan lainnya mengapa diperlukan dalam proses belajar mengajar dalam diklat sebagaimana berikut ini:

Menghindari resiko
Sebagian proses belajar memiliki resiko sehingga sebelum dilakukan di dunia nyata terlebih dahulu perlu dilatihkan dalam kondisi yang tidak real. Disini media bisa membantu mendekatkan kepada keadaan real tetapi mengeliminasi faktor resiko tersebut. Misalnya, seorang calon penerbang belajar menggunakan flight simulator sebelum menerbangkan pesawat yang sebenarnya. Pelatihan bagi aparat kepolisian dalam menjinakkan bom, zat berbahaya, dan pelatihan anti teror tentu saja harus dimulai dengan alat peraga. Seorang mahasiwa kedokteran menggunakan alat bantu dalam mempelajari bagaimana mengoperasi pasien.

Keterbatasan Ruang
Karakteristik Objek yang dipelajari, misalnya ukurannya besar, makro (sistem planet, gerhana matahari maupun bulan) terlalu kecil (renik), abstrak (ide, konsep, udara, hantu, dsb. Disajikan dalam bentuk diagram atau sketsa), tidak mobile (proses produksi).

Sebagian objek yang dipelajari ukurannya begitu besar sehingga tidak praktis untuk dibawa masuk ke ruang kelas dan juga tidak ada waktu untuk mengunjunginya. Sedangkan yang terkait dengan hewan, bangunan, kendaraan, tempat bersejarah, ataupun yang tidak dapat dipindahkan seperti hutan, gunung, sawah. Pilihan yang ada adalah membuat replika atau mengunjunginya

Keterbatasan Waktu
Proses yang berlangsung lama atau lambat (revolusi kemerdekaan Indonesia, proses mekarnya bunga, proses pembangunan dari waktu ke waktu), sudah terjadi (film sejarah), gerakkan yang terlalu cepat (banyak dipakai dalam pelatihan dibidang olah raga untuk menayangkan secara ulang gerakkan tertentu yang susah diamati dengan kecepatan normal dengan menggunakan super slow motion picture).

Manfaat Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran selain dapat memberi kontribusi terhadap pengetahuan dan keterampilan peserta diklat juga dapat membantu tenaga pengajar untuk mempermudah proses belajar, memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh yang konkret, memfasilitasi interaksi dengan peserta diklat, memberi kesempatan praktek kepada peserta diklat, dan memberi kesempatan evaluasi beragam bentuk media pembelajaran (Pannen, dkk, 2003).

Media Pembelajaran yang biasa dipakai pada proses belajar mengajar ada beragam jenis diantaranya media cetak seperti: hand out, diktat, buku teks, dan bahan lain dalam bentuk cetakan (printed). Hal ini terjadi karena media cetak dipandang bersifat luwes untuk digunakan sebagai media baik dalam aktivitas pembelajaran individual maupun kelompok. Disamping itu, media cetak mempunyai harga yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan jenis media lain.

Selain media cetak media lain yang sering digunakan adalah media overhead transparansi merupakan jenis media visual setelah papan tulis (board), banyak digunakan karena sangat mudah untuk menyiapkannya.

Untuk media audio visual yang banyak digunakan adalah VCD dan DVD, media ini biasanya banyak digunakan untuk mengajarkan pengalaman belajar yang tidak dapat dilihat secara langsung, misalnya dalam mata ajaran mekanik. Media video mampu memperlihatkan gerakan mekanik yang perlu dipelajari oleh peserta diklat. Penayangan gerakan mekanik dapat diperlihatkan melalui gerakan lambat sehingga peserta diklat dapat lebih memahami esensi gerakan tersebut.

Rekaman audio dalam proses pembelajaran digunakan sebagai sarana untuk melakukan analisis terhadap jenis bunyian-bunyian tertentu, media audio banyak digunakan untuk mempelajari pengucapan (pronounciation) suatu bahasa dan mendokumentasikan unsur suara.

Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran tidak hanya terbatas pada perangkat keras saja tetapi juga perangkat lunak. Aplikasi program komputer telah banyak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang efektif untuk menguasai kompetensi spesifik.

Saat ini aplikasi komputer tidak lagi hanya digunakan untuk keperluan pengetikan dan komputasi semata. Perkembangan teknologi komputer yang amat pesat telah memungkinkan individu memanfaatkan komputer untuk keperluan yang beragam. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran juga berkembang sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi komputer. Komputer telah digunakan dalam beragam keperluan pembelajaran seperti alat bantu desain, rekayasa dan penelitian terutama dalam bidang ilmu teknik dan sains.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan secara garis besar beberapa manfaat media pembelajaran antara lain:
  1. memberikan pengalaman kongkrit,
  2. meningkatkan motivasi belajar,
  3. meningkatkan daya serap dan
  4. meningkatkan retensi atau daya ingat.
Media pembelajaran diperlukan oleh seorang widyaiswara agar apa yang diajarkan bisa diterima dan dicerna dengan mudah oleh peserta diklat, memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar,memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985 adalah sebagai berikut:
  • Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
  • Pembelajaran dapat lebih menarik .
  • Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
  • Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
  • Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
  • Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
  • Sikap positif peserta diklat terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
  • Peran widyaiswara berubahan kearah yang positif.

Implikasi penggunaan media pembelajaran
Diatas telah dijelaskan manfaat dan pentingnya media pembelajaran. Sekarang bagaimana implikasi penggunaan media pembelajaran tersebut? Proses belajar mengajar merupakan proses rangsangan dan gerak balas peserta diklat, peran aktif peserta diklat dalam mengeksplorasi dan mengkonstruksi pengetahuan sangat diutamakan. Widyaiswara hanya memfasilitasi peserta diklat guna mengikuti pola-pola kognitif dan memperlihatkan konsep pengetahuannya itu dapat berlaku benar untuk setiap keadaan atau sudah baku menurut referensi ilmu dan kebenaran epistimologi tertentu. Tapi yang masih menjadi masalah hingga kini terletak pada proses pembelajaran yang masih menganggap peserta diklat sebagai obyek yang tidak mengetahui sesuatu.

Dalam proses pembelajaran rangsangan itu terkandung pesan intelektual, emosi dan afektif. Pesan akan lebih mudah ditangkap oleh peserta diklat apabila tersaji melalui media empirik yang beraneka ragam, seperti film, slide, foto, grafik, serta diagram. Dari media inilah peserta diklat terpacu untuk mengeluarkan ide, konsep atau membantu mereka mencerna sesuatu yang abstrak.

Dengan fasilitas empirik itu sesuatu yang abstrak atau bersifat historis direduksi pada suatu kenyataan yang bisa diinderai, dengan demikian persepsi temporal dan kebutuhan untuk mempelajarinya bisa muncul.

Berkaitan dengan aktualisasi fasilitas empiris ini, tidak ada salahnya bagi widyaiswara untuk menjadikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sebagai topik aktual dalam proses pembelajaran. Hal ini penting dilakukan agar peserta diklat berimpresi positif bahwa sebenarnya pengetahuan itu bisa diperoleh lewat lingkungan sekitarnya, dan bahkan pengetahuan itu terjadi dan sudah ada dalam dirinya. Yang harus mereka lakukan sekarang adalah memposisikannya secara konseptual dan tercerna. Agar hal ini bisa tercerna maka widyaiswara perlu mempersiapkan skenario pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Sebelum widyaiswara tampil di depan kelas, sudah memikirkan atau memiliki konsep tertentu tentang topik yang ingin dibahas. Konsep itu tidak lain berupa sasaran kompetensi dan suasana yang ingin dibangun dalam proses pembelajaran.

Widyaiswara dapat menggunakan pendekatan rasional dan fungsional untuk topik ini karena selain widyaiswara menyampaikan konsep atau teori yang harus dicerna oleh peserta diklat. Dalam proses pembelajaran widyaiswara boleh menggunakan beberapa metode sekaligus seperti: metode ceramah, diskusi dan tugas. Demikian juga dengan media pembelajaran yang ingin dipakai untuk membangkitkan perhatian dan menarik minat peserta diklat, sebelum memulai topik terlebih dahulu disajikan gambar, foto, film, atau slide OHP yang berhubungan dengan topik.

Dari beberapa jenis media pembelajaran yang paling populer digunakan adalah OHP, LCD, bahan cetak berupa hand out, diktat, modul, hingga yang paling sederhana dimana setiap widyaiswara memakainya yaitu white board. Untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran seorang widyaiswara harus mengetahui dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran yaitu: harus berdasarkan tujuan instruksional, karakteristik peserta diklat, jenis ransangan belajar yang diinginkan, keadaan dan kondisi setempat (ada OHP tidak ada listrik, ada powepoint dan laptop tapi tidak ada LCD projector, PLN sering padam), luasnya jangkauan yang ingin dilayani (lihat Sadiman 1986, hal 84).

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat menuntut widyaiswara tidak hanya perlu secara terus menerus memperbaharui pengusaan materi yang akan diajarkan tapi juga mampu menyampaikan materi tersebut secara efektif kepada peserta diklat. Penggunaan media pembelajaran saat ini bukan merupakan suatu hal yang baru baik bagi peserta diklat maupun widyaiswara. Jenis pemanfaatan media pembelajaran oleh widyaiswara masih didominasi media cetak, sedangkan media pembelajaran lainnya belum dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan belajar mengajar contohnya masih banyak widyaiswara hanya menggunakan transparansi dengan OHP dalam mengajar, masih sedikit yang menggunakan komputer sebagai media pembelajaran.

Widyaiswara perlu mengetahui manfaat penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas penguasaan kompetensi yang perlu dimiliki oleh peserta diklat. Agar penggunaan media pembelajaran dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap hasil belajar maka penggunaan media pembelajaran harus dintegrasikan dengan kegiatan belajar.

0 Response to "Fungsi Media Pembelajaran Secara Umum"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel