Teori dan Estimasi Biaya

 


MAKALAH
EKONOMI MANAJERIAL
“ Teori dan Estimasi Biaya ”

Dosen Pembimbing :
Abid Muhtarom, S.E., S.Pd., M.Ec.






Oleh:
Rif’atin Aprilia
(2013 0232 9053)


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2015
KATA PENGANTAR
   Segala puji bagi Allah SWT. dzat yang Maha Sempurna, Maha Pencipta dan Maha Penguasa segalanya, karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang “Teori dan Estimasi Biaya”. Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi tugas Ekonomi Manajerial.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari–Nya.
Penulis berharap agar mahasiswa khususnya, dan umumnya dari para pembaca dapat memberikan kritik yang positif dan saran untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.


Lamongan, 01 Juni 2015



Rif’atin Aprilia



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
BAB I  PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B.           Rumusan Masalah..................................................................... 2
C.           Tujuan Masalah......................................................................... 2
BAB II  PEMBAHASAN
A.           Pengertian Biaya....................................................................... 3
B.           Jenis-Jenis Biaya....................................................................... 4
C.           Kurva Biaya.............................................................................. 13
D.           Faktor-Faktor Produksi............................................................. 18
E.            Skala Usaha.............................................................................. 18
F.            Cara Meminimumkan Biaya..................................................... 20
BAB III PENUTUP
A.           Kesimpulan............................................................................... 23
B.           Saran......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 25


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Biaya Total........................................................................................... 7
Tabel 1.2 Biaya Rata-Rata................................................................................... 9
Table 2.1 Rumus................................................................................................... 9


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kurva Biaya...................................................................................... 13
Gambar 1.2 Kurva Biaya Rata-Rata.................................................................... 14
Gambar 2.1 Kurva Biaya Jangka Panjang............................................................ 15



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) adalah uang. Produksi dan biaya produksi bagaikan keping mata uang logam bersisi dua. Seiring berkembangnya zaman, setelah mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi secara terus–menerus. Situasi kehidupan masyarakat menjadi berubah. Di lain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin tidak terbatas.
Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak dapat lagi diambil langsung dari alam, tetapi harus diproduksi lebih dahulu. Memproduksi jagung yang efisien secara teknis dapat dicapai dengan menggunakan peralatan pertanian modern. Tetapi biaya per unit baru akan menjadi murah jika skala produksinya minimal 200 hektar. Padahal kemampuan keuangan petani hanya untuk 2,5 hektar. Untuk skala produksi sekecil itu, menggunakan peralatan pertanian modern walaupun efisien secara teknis, menimbulkan biaya produksi per kilogram jagung yang sangat tinggi. Petani lebih memilih teknik produksi  dengan peralatan sederhana.
Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (out put). masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. untuk menghitung biaya produksi terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya.
Dengan melihat permasalahan–permasalahan yang ada, dalam makalah ini akan menguraikan tentang “Teori dan Estimasi Biaya”.

B.            Rumusan Masalah
1.             Apa pengertian Biaya?
2.             Apa jenis-jenis Biaya?
3.             Bagaimana bentuk dari kurva biaya?
4.             Apa saja faktor yang mempengaruhi proses produksi?
5.             Apa pengertian skala usaha dan jenis skala usaha?
6.             Bagaimana cara meminimumkan biaya?

C.           Tujuan Penulisan
1.             Untuk mengetahui pengertian Biaya.
2.             Untuk mengetahui jenis-jenis Biaya.
3.             Untuk mengetahui bentuk dari kurva biaya.
4.             Untuk mengetahui factor produksi.
5.             Untuk mengetahui tentang skala usaha dan jenisnya.

6.             Untuk mengetahui cara meminimumkan biaya.



BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Biaya
Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “beban” yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen.[1]
Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus ditanggung
oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.[2]
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:[3]
1.            Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2.            Bahan-bahan pembantu atau penolong
3.            Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4.            Penyusutan peralatan produksi.
5.            Uang modal, sewa.
6.            Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7.            Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8.            Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung, biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli ekonomi setiap sumberdaya adalah pembayaran yang diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya yang sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternative kesempatan penggunaannya yang terbaik.[4]
B.            Jenis-Jenis Biaya
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi:[5]
1.            Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2.            Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3.            Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) 
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :[6]
1.            Biaya Eksplisit
Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang)
2.            Biaya Implisit
Biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya penyusutan barang modal.
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah.Produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi,biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang,karena semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata–rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.

Biaya Produksi Jangka Pendek [7]
Yaitu jangka waktu dimana perusahaan tidak dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu:
1.              Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
a.             Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.
b.     Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.
Biaya tidak langsung terdiri dari :
1)             Biaya Umum
2)             Biaya Penjualan adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjual hasil produksi. Contoh : biaya promosi/iklan, upah komisioner/makelar.
2.             Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
a.             Biaya total (Total Cost/TC)
yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas produksiyang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
TC = ATC x Q atau
TC = FC + VC
Keterangan:TC    = Biaya total (Total Cost)
FC   = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC   = Biaya Variabel (Variable Cost)
ATC = Biaya Total rata-rata (Average Total Cost)
Q      = Jumlah Barang Produksi
b.             Biaya tetap (Fixed Cost/FC)
yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan.
Biaya tetap dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC

FC = TC – VC atau

FC = AVC x Q

c.          Biaya Variabel  (Variabel Cost/VC)
yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh: Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dll.
Biaya Variabel dapat dihitung sama seperti biaya tetap, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC

VC = TC - FC atau

VC = AVC x Q

Tabel 1.1
Biaya Total (Ribuan Rupiah)
Jumlah pekerja
Jumlah produksi (Q)
FC
VC
TC
0
0
30
0
30
1
2
30
10
40
2
3
30
20
50
3
4
30
30
60
4
5
30
40
70
5
6
30
50
80

d.Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost/ATC)
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
ATC = TC/Q atau
ATC = AFC + AVC
e.             Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi.
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = FC/Q atau
AFC = ATC-AVC
f.              Biaya Variabel rata- rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi.
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AVC = VC/Q atau
 AVC= ATC-AFC
g.             Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) 
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu unit output.
MCn =  ∆TC/∆Q
Dimana  MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n;
               ∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total;
               ∆Q adalah pertambahan jumlah produksi.
Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi, sebagai contoh, perhatikan tabel dibawah ini.

Tabel 1.2
Biaya Rata-Rata (Ribuan Rupiah)
Jmlh pe
kerja
Jumlah produksi (Q)
FC
VC
TC
AFC
AVC
AC
MC
0
0
30
0
30
-
-
-
-
1
2
30
10
40
15
5
20
5
2
3
30
20
50
10
6.67
16.67
10
3
4
30
30
60
7.5
7.5
15
10
4
5
30
40
70
6
8
14
10
5
6
30
50
80
5
8.3
13.3
10

Tabel 2.1
RUMUS
Jenis Biaya
Rumus
Biaya Total (TC)
Biaya Tetap + Biaya Variabel
Biaya total rata-rata x Quantitas Barang
FC+VC
ATC x Q
Biaya Tetap (FC)
Biaya Total – Biaya Variabel
Biaya tetap rata-rata x Quantitas Barang
TC – VC
AFC x Q
Biaya Variabel (VC)
Biaya Total – Biaya Tetap
B. variabel rata-rata x Quantitas Barang
TC – FC
AVC x Q
Biaya total rata-rata (AC atau ATC)
Biaya total/jumlah produksi
B.Ttp.  rata-rata + B.V. rata-rata
TC/Q
AFC + AVC
Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Biaya tetap total/jumlah produksi
B.Tot.  rata-rata - B.V. rata-rata
FC/Q
ATC - AVC
Biaya Variabel rata-rata (AVC)
Biaya berubah/jumlah produksi
B.Tot.  rata-rata - B.Ttp. rata-rata
VC/Q
ATC - AFC
Biaya Marginal (MC)
(Biaya totaln - Biaya totaln-1 )   ÷
(jumlah produksin - jumlah produksin-1)
(TCn-TCn-1) ÷ (Qn-Qn-1)

Biaya total produksi  atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk.
Dalam jangka pendek,total cost sangat di tentukan oleh input- input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input produksi tersebut dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel.
Pembiaayaan bersifat tetap disebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC) Biaya tetap total (total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi.
Jika biaya tetap tersebut  tidak di keluarkan, maka konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli  mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek.
Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan. 
Jadi besar kecilnya biaya veriabel yang dikeluarkan produsen sesuai dan tergantung pada skala proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi, biaya variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif kecil maka biaya varibel yang di keluarkan menjadi relatif kecil juga.
Dalam periode produksi jangka pendek berlaku Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang atau Hukum Produksi Marginal Yang Semakin Berkurang. Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang (The Law of Diminshing Return), menyatakan bahwa :
“ Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.”

Biaya Produksi Jangka Panjang[8]
Periode produksi jangka panjang, yaitu periode produksi dimana produsen dapat mengubah faktor produksi tetap atau jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Dalam periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat mengubah faktor produksi (input tetap) yang digunakan dalam proses produksi. Dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah (variabel), artinya perusahaan dapat menambah tenaga kerja, jumlah mesin, peralatan dan luas bangunan.
Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut :
1.           Tingkat produksi yang ingin dicapai
2.           Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
1.             Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)
Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q
Keterangan :            LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
                                                           Q      = Jumlah output
2.             Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)
Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:
LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC = Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC = Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q     = Perubahan Output
3.             Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)
Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
LTC = LVC
Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang
LVC= Biaya Variabel jangka panjang


C.           Kurva Biaya
1.           

Gambar 1.1
Kurva Biaya
C (Biaya)
                                    TC
                                               
  60

  50

  40                                               VC

  30                                                   FC

  20

  10

 0            2       3       4       5                  Q

Kurva Biaya Jangka Pendek

Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakan mengalami kenaikan atau penurunan, maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.
Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.
Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Variabel Cost (VC), serta antara keduanya terpisah oleh suatu jarak vertikal yang selalu sama.

Gambar 1.2
Kurva Biaya Rata-Rata
 P

                                                                       
 60                                          

  50

  40                                              

  30                                                   FC

  20                                          AC

  10                                               AVC
                                                  AFC
 0            2       3       4       5                 

Kurva AFC merupakan sebuah garis lengkung yang mengarah ke kanan bawah. Hal itu dikarenakan kedua ujung kurva AFC tidak pernah menyinggung ataupun memotong sumbu-sumbunya. Semakin tinggi jumlah output, semakin rendah nilai AFC.
Biaya variabel rata-rata adalah biaya per satuan output. Bentuk kurvanya menyerupai huruf U. Kurva AVC akan menurun karena tergantung kepada besar kecilnya output(Q).
Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya juga menyerupai huruf U, namun memiliki perbedaan dengan biaya variabel. Bedanya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik dengan perlahan-lahan, atau dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih curam dibanding dengan bagian kanannya.
Kurva biaya marginal juga menyerupai huruf U. Titik-titik yang dilalui oleh kurva MC tidak tepat berada pada suatu tingkat output tertentu melainkan berada diantara dua titik output.
2.            Kurva Biaya Jangka Panjang
Kurva LAC menunjukkan biaya produksi per-unit terendah untuk setiap output pada setiap skala pabrik yang dapat dibangun. LAC menyinggung semua kurva biaya rata-rata jangka pendek Short-run Average Cost (SAC) yang mencerminkan semua alternatif perencanaan skala yang dapat dibangun oleh perusahaan dalam jangka panjang.


C                                                      Gambar 2.1
Kurva JK Panjang
                                AC1                                                                AC5                LRAC
                                   AC2                     AC3             AC4



            q1     q2       q3         q4           q5      q6        q7                   q8           Q


Kurva LAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja, tetapi berdasarkan kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya maka kurva LAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U.
Kurva LAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha didalam jangka panjang.
Kurva  biaya total rata – rata jangka panjang akan:
a.            Menurun, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah meningkat
b.           Konstan, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah konstan
c.            Meningkat, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah menurun
Kurva LRAC bentuknya hampir sama dengan kurva AC, bedanya kurva AC jauh lebih mirip U, sedangkan LRAC lebih berbentuk kuali. Kurva AC berbentuk U akibat pengaruh Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang dan kurva LRAC berbentuk kuali akibat faktor – faktor yang dinamakan  ahli ekonomi sebagai skala ekonomi (economies of scale) yang menyebabkan kurva LRAC menurun, dan skala tidak ekonomi (diseconomies of scale) yang menyebabkan kurva LRAC menaik.
Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) mengukur perubahan biaya total jangka panjang (LTC) per unit perubahan output. LTC untuk setiap tingkat output dapat diperoleh dengan mengalikan output dengan LAC untuk setiap tingkat output tersebut.
Dengan menerapkan nilai-nilai LMC pada pertengahan antara tingkat output yang berurutan dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan diperoleh kurva LMC. Kurva ini berbentuk U dan mencapai titik minimum sebelum kurva LAC mencapai titik minimumnya. Disamping itu, bagian kurva LMC yang menarik akan melalui titik terendah kurva LAC tersebut.
LTC untuk tiap tingkat output dapat kita peroleh dengan mengalikan output dengan biaya rata-rata jangka panjang (LAC) pada tingkat output.
Dengan menerakan nilai LTC untuk berbagai tingkat output dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan didapat kurva LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya total minimum guna memproduksi tiap tingkat output pada skala operasi yang diinginkan. Kurva LTC juga dinyatakan oleh kurva yang menyinggung semua kurva biaya total jangka pendek (STC).
3.            Hubungan Antar Kurva Kurva Biaya
Berkaitan dengan hal itu, antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya rata-rata maupun dengan kurva biaya variabel rata-rata terdapat hubungan tertentu. Hubungan itu adalah
a.             Apabila MC < AVC
Maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
b.             Apabila MC > AVC
maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC diatas AVC, maka kurva AVC sedang menaik).
c.             Apabila MC = AVC
Maka nilai AVC adalah nilai minimum.
d.            Apabila MC < AC
Maka nilai AC menurun (berarti kalau kurva MC dibawah kurva AC, maka kurva AC sedang menurun).
e.             Apabila MC > AC
maka nilai AC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC diatas AC, maka kurva AC sedang menaik).
f.              Apabila MC = AC
Maka nilai AC adalah nilai minimum.
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (a) dan (b) maka kurva AVC dipotong oleh kurva MC dititik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC.
Aplikasi The Law of Diminshing Return terlihat pada kurva MC, AVC, dan AC yang membentuk huruf U dan kurva AFC akan terus turun jika jumlah barang yang diproduksi (Q) terus bertambah.
Dalam jangka pendek, ketika suatu perusahaan tidak mampu menghemat biaya tetapnya, perusahaan akan memilih untuk tutup sementara jika harga barang kurang dari biaya variabel rata-rata dalam jangka panjang.
Ketika perusahaan tersebut dapat menghemat biaya tetap dan biaya variabelnya, perusahaan itu akan memilih untuk keluar dari pasar jika harga kurang dari biaya total rata-rata.
D.           Faktor- faktor Produksi
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi yaitu :[9]
1.            Sumber Daya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia/ persahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi.
2.            Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jas.
3.            Sumber Daya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
4.            Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai.

E.            Skala Usaha
Dalam periode produksi jangka panjang ada kecenderungan bahwa pada tingkat permulaan dengan semakin diperluasnya skala usaha akan meningkatkan efisiensi usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang lebih lanjut akan berakibat semakin menurunnya efisiensi usaha secara keseluruhan. Skala usaha di mana tingkat efisiensi perusahaan mencapai nilai tertinggi disebut dengan skala usaha yang optimal (optimum scale of plant).
Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva biaya total per satu unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah output di mana LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal (optimum rate of output).[10]
1.            Skala Ekonomi
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata – rata menjadi semakin rendah.
Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva yang semakin menurun apabila produksi bertambah.
Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi adalah :
a.             Spesialisasi Faktor – Faktor Produksi
b.             Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain
c.             Memungkinkan Produk Sampingan (by – Products) Diproduksi
d.            Mendorong Perkembangan Usaha Lain
e.             Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan penggunaan modal yang lebih banyak (misalnya dengan jadwal shift)
2.            Skala tidak Ekonomi
Skala tidak ekonomi terjadi ketika ukuran perusahaan berlebihan.  Perusahaan memang bisa meningkatkan ukurannya untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomis, tetapi keuntungan menghilang ketika perusahaan mencapai ukuran tertentu. 
Skala tidak ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus dibedakan dari pendapatan yang semakin berkurang yang timbul dalam jangka pendek.  Seringkali diperdebatkan bahwa skala tidak ekonomi adalah jarang (sesungguhnya jika) diamati dalam industri karena perusahaan akan kembali memotong ukuran mereka.
Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomi adalah :
a.             Kesukaran pengendalian dan pengawasan 
b.             Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi
c.             Kekurangan motivasi karyawan.
Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda jika terjadi pada jangka waktu yang berbeda pula. Pada jangka pendek, peningkatan permintaan meningkatkan harga dan membawa keuntungan, sementara turunnya permintaan akan menurunkan harga dan membawa kerugian.
Tetapi, jika perusahaan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka dalam jangka panjang jumlah perusahaan akan selalu berubah hingga tercapai keseimbangan utama ada keuntungan di pasar tersebut.

F.            Cara Meminimumkan Biaya
Adanya kenaikan harga BBM mau tidak mau mendorong para pelaku usaha untuk menekan biaya produksi agar harga jual produknya tak ikut melonjak di pasaran.
Kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, mau tidak mau mendorong para pelaku usaha untuk mencari berbagai macam solusi agar bisnisnya bisa tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan pasar. Dan dari sekian banyak solusi yang mereka pilih, salah satu cara yang cukup efektif yaitu mulai meminimalisir biaya produksi agar harga jual produknya tak melambung tinggi di pasaran.
Cara tersebut terpaksa dipilih para pelaku usaha di Indonesia agar konsumen mereka tak berpaling ke pemain lainnya.
Sebagai langkah awal, tentunya kita harus memahami betul apa saja komponen yang masuk dalam biaya produksi kita. Biasanya komponen biaya produksi terbagi menjadi 4 bagian, yakni sebagai berikut :[11]
1.             Biaya bahan
Usahakan agar penggunaan bahan baku se-efisien mungkin. Langkah ini bisa Anda mulai dengan cara meminimalkan bahan yang terbuang. Disamping itu, pada saat pembelian bahan baku juga harus diupayakan mendapatkan harga kulakan yang paling kompetitif. Dengan begitu biaya pembelian bahan tidak mengalami pembengkakan.
2.             Tenaga kerja
Untuk menekan biaya, maka kita harus mengupayakan agar tenaga kerja kita mampu bekerja dengan produktifitas semaksimal mungkin. Sebaiknya, tentukan target kerja yang harus dicapai setiap karyawan agar mereka bisa bekerja semaksimal mungkin di bidangnya masing-masing.
3.             Peralatan
Pembelian dan penggunaan peralatan harus sesuai prosedur agar peralatan tersebut memiliki usia pakai seperti yang telah direncanakan para pemilik perusahaan.
Jika peralatan  yang dibeli kualitasnya di bawah rata-rata dan dipergunakan dengan cara yang tidak semestinya, pastinya akan menimbulkan biaya perawatan yang tidak sedikit.
Untuk itu sebelum membeli dan menggunakan peralatan-peralatan, perhitungkan dengan matang agar tak ada biaya tambahan yang harus Anda keluarkan.
4.             Biaya operasional dan overhead
Selalu mencari terobosan/ cara baru agar operasional perusahaan bisa berjalan lebih efisien. Contohnya seperti mengusahakan untuk mencari cara efektif untuk meminimalisir biaya operasional.
Demikian beberapa cara untuk menghemat biaya produksi, sehingga keuntungan bisa lebih dimaksimalkan.





[1] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi (Surabaya: PT Rajagrafindo Persada, 2005), 8
[2] Dominick Salvatore, Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1994), 11
[3] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, 21
[4] Walter Aicholas, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta Barat: Bima Pusara Aksara, 1995), 19
[5] Ibid, 27
[6] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, 42
vlmo.html?m=1 (02 mei 2013), 06
[8] Ibid
[9] Holifah, Teori Biaya Produksi, 06
[10] ibid
[11] Priyantoro, Cara menenekan Biaya Produksi dalam http://bisnisukm.com/cara -efektif-meminimalkan-biaya-produksi.html (20 Desember 20130), 06

DAFTAR PUSTAKA
Dominick Salvatore, Mikro Ekonomi, Jakarta, Erlangga, 1994
Holifah, Teori Biaya Produksi dalam  http://holifah21.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvlmo.html?m=1 (02 mei 2013)
Priyantoro, Cara menenekan Biaya Produksi dalam http://bisnisukm.com/cara -efektif-meminimalkan-biaya-produksi.html (20 Desember 20130)
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, Surabaya, PT Rajagrafindo Persada, 2005
Walter Aicholas, Teori Mikro Ekonomi, Jakarta Barat, Bima Pusara Aksara, 1995










0 Response to "Teori dan Estimasi Biaya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel