Perbedaan mendasar Sistem ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Modern
MAKALAH
MIKRO EKONOMI ISLAM
Perbedaan Mendasar
Sistem Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Modern
Dosen Pembimbing :
Abdul Wahab, S.H.I., M.E.I.
Oleh:
Rif’atin Aprilia
(2013 0232 9053)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2015
-------------------------------------
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. dzat yang Maha Sempurna, Maha Pencipta dan Maha Penguasa segalanya, karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang “Perbedaan Mendasar Sistem Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Modern”. Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi tugas Mikro Ekonomi Islam.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari–Nya.
Penulis berharapagar mahasiswa khususnya, dan umumnya dari para pembaca dapat memberikan kritik yang positif dan saran untuk kesempurnaan Makalah ini.
Lamongan, 08 Maret 2015 | |
Penulis |
------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Sistem yang dianut sebuah negara biasanya sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Negara yang berideologi komunisme biasanya akan menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut paham kapitalisme maka cenderung menganut sistem ekonomi kapitalis. Ada juga negara yang menggabungkan kedua sistem di atas atau yang biasa disebut sistem campuran. Sistem ekonomi yang saat ini berkembang dan sedang berjaya yaitu sistem ekonomi modern dimana sistem tersebut berisi gabungan sistem ekonomi liberal kapitalis dan sistem sosialis. Tetapi, ada sistem yang berdasarkan syariah Islam yaitu sistem ekonomi Islam. Yang menganut sistem ini adalah negara-negara Islam yang ada di dunia.
Sistem-sistem ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem ekonomi kapitalis misalnya, sangat mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada campur tangan negara. Setiap orang diperbolehkan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan sistem ekonomi kapitalis. Setiap individu tidak memiliki hak atas kekayaan. Semua dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan bersama. Di sisi lain, sistem ekonomi campuran mencoba menggabungkan kelebihan dari kedua sistem di atas. Sistem ekonomi campuran mengakui kebebasan individu tetapi tetap ada kontrol dari negara.
Ada satu sistem yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum selama tidak bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan sistem lain tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan sistem yang ada.
Untuk itu pada pembahasan kali ini, akan penulis sajikan perbedaan mendasar sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi modern.
--------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekonomi Islam
Asal kata sistem berasal dari bahasa latin systema dan bahasa yunani sustema. Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. [1]
Ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam.[2] Kata Islam setelah Ekonomi dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri.
Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek, serta alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
B. Sistem Ekonomi Islam
Gagalnya sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat mengharuskan adanya pemecahan. Karena itu, negara-negara muslim sangat membutuhkan suatu sistem yang lebih baik yang mampu memberikan semua elemen untuk berperan dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Sistem ekonomi islam bukanlah sistem ekonomi alternatif maupun sestem ekonomi pertengahan; sistem ekonomi islam merupakan sistem ekonomi solutif atas berbagai permasalahan yang selama ini muncul.
Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18.[3]Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti tercantum dalam Al-Qur’an,
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Al-Hasyr: 7) [4]
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Islam:
1. Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa semua harta yang ada di tangan manusia pada hakikatnya kepunyaan Allah, karena Dialah yang menciptakannya. Akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkannya. Namun pemanfaaannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain. Jadi kepemilikan dalam Islam tidak mutlak.
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah dan moral
Yaitu setiap kegiatan ekonomi akan bernilai ibadah dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam Islam.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan
Maksudnya adalah bahwa apa saja yang kita lakukan di dunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
4. Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum
Artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mensejahterakan dirinya tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat umum.
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam
Dalam Islam diberikan kebebasan individu namun tidak boleh melanggar aturan-aturan Allah, dengan kata lain kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian
Dalam Islam Negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Negara berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.
7. Bimbingan konsumsi
Artinya didalam Islam ada ketentuan mana yang halal dan haram untuk dikonsumsi dan juga perilaku yang baik dan tidak baik.
8. Petunjuk Investasi
Dalam Islam ada kriteria untuk dapat melakukan investasi yaitu:
a. Proyek yang baik menurut Islam
b. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada masyarakat
c. Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan
d. Memelihara dan mengembangkan harta
e. Melindungi kepentingan anggota masyarakat
9. Zakat
Adalah karakteristik yang paling istimewa, karena tidak dimiliki oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam hal ini ada konsep dalam harta kita ada hak orang lain dan hukumnya harus kita sisihkan.
10. Larangan riba
Dalam Islam sangat tegas dikatakan bahwa riba adalah haram. Untuk itu harus dihidupkan ekonomi pada sektor riil.
Kelebihan Sistem Ekonomi Islam
Kelebihan dari sistem ekonomi islam adalah:[5]
1. Menjunjung Kebebasan Individu
Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuha nidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam Islam didasarkan atas nilai-nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala sesuatu kecuali Allah. Nilai tauhid inilah yang akan menjadikan manusia menjadi berani dan percaya diri.
Kebebasan manusia sebagai seorang hamba Allah merupakan modal utama bagi seorang muslim untuk membentuk kehidupan ekonomi yang islami.
“Dan bahwasannya seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”(An-Najm :39) [6]
2. Mengakui hak individu terhadap harta
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam mengatur kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi karena bagi seorang muslim harta sekedar titipan Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa’: 29)[7]
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. Salah satu penghalang yang menjadikan banyaknya ketidakadilan bukan disebabkan karena Allah, tetapi ketidakadilan yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat manusia sendiri. Misalnya, masyarakat lebih hormat kepada orang yang mempunyai jabatan tinggi dan lebih banyak mempunyai harta, hingga masyarakat terkondisikan bahwa orang-orang yang mempunyai jabatan dan harta mempunyai kedudukan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Akhirnya, sebagian orang yang tidak mempunyai harta dan jabatan merasa bahwa, "Allah itu tidak adil".
Ketidaksamaan dalam hal ini menentukan kehidupan manusia untuk lebih bisa memahami keberadaan dirinya sebagai manusia yang satu dengan yang lain telah di desain Allah untuk saling memberi dan menerima. Akan terjadi keselarasan bila antara satu dengan yang lain ada rasa butuh, sehingga manusia bersikap kerjasama antara sesamanya.
4. Jaminan sosial
Artinya, sistem ekonomi islam menjamin kehidupan seluruh masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan yang sama. Maka islam memperhatikan masalah pengelolaan harta melalui pengaturan zakat, infaq, sodakoh, dan sebagainya sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Menurut Qardhawi zakat merupakan sumber dana jaminan sosial. Zakat memainkan peranan penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumsi.
5. Distribusi kekayaan
Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak manusia untuk dipergunakan oleh manusia untuk kemaslahatannya.
Kekayaan merupakan amanah Allah yang diberikan manusia untuk dipergunakan untuk kebaikan. Amanah bagi seorang muslim di pahami sebagai suatu kepercayaan Allah maka pemahaman amanah ini menjadikan seorang muslim lebih bersikap arif dalam mengelola kekayaannya. Oleh karenanya kekayaan yang dimiliki seorang muslim menjadi berkah bagi masyarakat disekitarnya.
6. Larangan menumpuk kekayaan
Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang muslim berkewajiban untuk mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak berlebihan dalam pemilikan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan ia mengunakan cara-cara yang tidak benar untuk mendapatkannya.
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu haramkan yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-Maidah:87) [8]
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (Al-Humazah:1-3) [9]
7. Kesejahteraan individu dan masyarakat
Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Masyarakat akan menjadi faktor yang dominan dalam membentuk sikap individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat, demikian juga sebaliknya. Dalam islam hubungan individu dan masyarakat ini berpengaruh besar untuk membangun peradaban manusia di masa depan. Untuk itu islam menganjurkan sikap baik dalam membangun masyarakat.
Kekurangan Sistem Ekonomi Islam
Dominasi pemikiran ekonomi konvensional menjadikan ekonomi Islam belum mampu berkembang sebagaimana yang diharapkan. Padahal ekonomi Islam berisi tuntunan dan pedoman ideal yang mampu mengakomodir kebutuhan hidup manusia di dunia maupun di akhirat.
Dengan jaminan mayoritas penduduk di negara mustim tentunya akan mampu menerima ekonomi Islam, tetapi perkembangan ekonomi Islam tidak semulus yang diharapkan walaupun bisa dikatakan hal tersebut sebagai fenomena umum sebagai suatu "sistem ekonomi baru" yang mau menanamkan pengaruhnya di tengah masyarakat yang telah lama menerima sistem ekonomi konvensional.
Secara global kelemahan sistem ekonomi Islam dapat dilihat dari beberapa factor sebagai berikut: [10]
1. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam
Literatur ekonomi Islam yang sebagian besar berasal dari teks-teks arab mau tidak mau diakuinya mengalami perkembangan yang kurang signifikan. Sehingga menyebabkan munculnya dominasi literature ekonomi konvensional yang saat ini mempengaruhi masyarakat bahwa tidak ada ilmu ekonomi yang mampu menjawab masalah-masalah aktual kecuali ekonomi konvensional. Hal ini menjadikan justifikasi bagi masyarakat untuk mengesampingkan ide dari pengetahuan lain, seperti ekonomi Islam. Hal ini diakibatkan adanya hegemoni literature ekonomi konvensional terhadap ekonomi Islam, sehingga setiap prilaku kita tidak lepas dari pengaruh ekonomi konvensional.
2. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal
Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Masyarakat bersentuhan langsung dengan konsep ekonomi konvensional, di berbagai bidang konsumsi, produksi, distribusi dan lainya. Sehingga pemahaman baru sulit dipaksakan dan diterima oleh masyarakat yang lebih dahulu beresntuhan dengan konsep ekonomi konvensional. Kita telah mengetahui ekonomi konvensiona merupakan kepanjangan dari sistem ekonomi kapitalis meskipun tidak sepenuhnya. Karena secara tersirat ekonomi konvensional juga mengadopsi sistem ekonomi sosialis. Di sinilah salah satu letak kelemahan sistem ekonomi Islam.
3. Tiada representasi ideal Negara yang menggunakan sistem ekonomi Islam
Di beberapa Negara yang menggunakan Islam sebagai pedoman dasar kenegaraanya ternyata belum mampu sepenuhnya mengelola sistem perekonomiannya secara professional. Bahkan banyak Negara-negara Islam di Timur Tengah yang tingkat kesejahteraanya kurang maju jika dibandingkan dengan Negara Eropa dan Amerika.
4. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang
Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan pengetahuan Eropa tidak lepas dari peranan pengetahuan Islam. Masa transformasi pengetahuan yang terjadi pada abad pertengahan kurang dikenal oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pemahaman bahwa pengetahuan lahir di daratan Eropa, apalagi berbagai informasi lebih mengarahkan pada pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Eropa. Karenanya lebih mengenai Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo, JM Keynes dan sebagainya, dibandingkan dengan tokoh-tokoh ekonomi Islam seperti Abu Yusuf, Ibnu Ubaid, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun dan sebagainya.
Padahal mengetahui perkembangan sejarah pemikiran ekonomi akan menimbulkan kebanggaan masyarakat terhadap tokoh-tokoh ekonomi Islam. Secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi ketertarikan mereka terhadap pemikiran tokoh-tokoh ini.
5. Pendidikan masyarakat yang materialisms
Pengangguran di masyarakat bukan murni cerminan perilaku malas. Tetapi, pengangguran di sini lebih banyak disebabkan oleh dampak pemahaman masyarakat mengenai makna tentang jenis dan pendapatan/penghasilan usaha yang belum tepat. Sementara kita harus jujur mengakui ekonomi Islam masih belum berperanan maksimal dalam membantu mengangkat ekonomi kerakyatan. Sebagai contoh pedagang lebih mnyukai meminjam pada rentenir di banding pada BMT yang ada. Karena rentenir tidak memerlukan persyaratan yang ‘ribet’, sementara BMT atau BPRS memerlukan segudang jaminan sebagai syarat peminjaman.
Sebagai kesimpulan ekonomi Islam masih memiliki banyak kelemahan baik dari sumber daya manusia atau tenaga ahli. Hal ini berbeda dengan pesatnya perkembangan ekonomi kapitalis mau tidak mau kita harus mengakuinya.
C. Sistem Ekonomi Modern
Sistem ekonomi modern dalam dunia kontemporer terdiri dari dua sistem yaitu sistem kapitalis dan sistem sosialis.
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Ekonomi kapitalis memiliki kecenderungan yang mengarah pada kebebasan yang meliputi; Kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi.
Pemikiran sistem ekonomi kapitalis sudah banyak dimulai oleh para pemikir terdahulu, namun yang dianggap sebagai pendiri resmi dari sistem ekonomi kapitalis adalah Adam Smith (1723-1790 M) dengan bukunya An inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation.[11]
Semboyan kapitalisme adalah Laissez faire et laissez passer, le monde va de lui meme (biarkan ia berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri). Selain itu, dia juga merupakan “Bapak Ilmu Ekonomi.”
Ciri-Ciri Ekonomi Kapitalis
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis sebagai berikut:[12]
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
b. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba.
c. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri.
Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis
Kecenderungan Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis adalah: [13]
a. Kebebasan
Fitrah manusia sebagai makhluk bebas mendukung daya kreatif dalam mengelola sumber daya ekonomi, bila fitrah terpelihara akan menibulkan keberanian dalam menyikapi segala hal. Kebebasan merupakan faktor yang menjadikan kapitalisme menjadi sistem yang tetap eksis di banding sosialisme. Kebebasan kapitalis tidak semata-mata didasari atas penghargaan hidup terhadap sesamanya. Prinsip dasar tentang penghargaan kebebasan kapitalis lebih dikarenakan dengan kebebasan manusia akan lebih memberikan nilai tambah dalam produksi.
b. Meningkatkan produksi
Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap “produksi" dan "tingkat harga" pada tingkat yang wajar. Keadaan ini akan membantu mempertahankan penyesuaian pada tingkat yang rasional di antara kedua variabel tersebut. Persaingan akan mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang bisa diterima oleh pasar. Keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar merupakan mekanisme yang diperlukan sebagai bentuk berjalanny ekonomi secara fair. Tetapi kadang kala keseimbangan pasar yang ditentukan produsen dan konsumen kurang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka dalam keadaan ini pasar perilu diintervensi guna menyediakan barang yang diperlukan oleh masyarakat luas.
c. Profit motif
Dalam sistem kapitalisme, keuntungan menjadi faktor yang menentukan keberlangsungan usaha. Setiap keuntungan diperhitungkan dari usaha, semakin sedikit kesempatan untuk melakukan usaha semakin kecil ia akan memperoleh keuntungan. Sebailiknya, jika ia ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar semakin banyak usaha yang dilakukan. Motif mencari keuntungan inilah yang membangun kehidupan kapitalis lebih dinamis. Dampak dari keadaan ini, perhatian manusia dengan berjalannya mekanisme pasar.
Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis
Kecenderungan Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis adalah: [14]
a. Tidak merata
Persaingan bebas menimbulkan kecenderungan setiap orang untuk lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Bagi orang telah berkecukupan dalam bidang ekonomi tidak banyak peduli dengan orang yang kurang mampu, karena kepedulian bukan bagian dari kewajibannya. Maka ketimpangan sosial menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang individualis.
b. Tidak selaras
Setiap orang menggunakan kebebasan untuk mengeksplorasi sumber daya yang dimilikinya dengan efisien guna memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya dengan alasan; segala apapun yang dikerjakan merupakan upaya untuk mengaktualisas kebebasan yang dimilikinya. Padahal kebebasan merupakan yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, di mana manusia satu dengan yang lainya juga berupaya untuk melakukan tindakan eksploitatif.
c. Maksimasi profit
Efisiensi usaha bisa dijadikan legitimasi untuk menaikkan batas produksi dan mengurangi biayanya guna mendapatkan keuntungan yang maksimal. Konsep kerja kapitalis telah menjadikan sebagai syarat terjadi efisiensi telah membangun struktur kependudukan yang diskriminatif. Kompensasi bagi tenaga kerja profesional yang besar sementara yang tidak profesional hanya sedikit bahkan di bawah kebutuhan outonomous telah menjadikan ketegangan sosial. Ketegangan ini akus pada perdebatan atas makna pemerataan.
d. Krisis moral
Dalam kapitalisme setiap orang berusaha mengejar kekayaan supaya mendapatkan peran lebih di dalam masyarakat. Hal ini mengakibatkan perencanaan/penjadwalan dalam mendapatkan kekayaan mendominasi hidup manusia dari hari ke hari. Kapitalisme telah menjerumuskan manusia pada sikap yang mempermaklumkan keadaan, segala sesuatu yang terjadi dianggap sebagai fenomena kehidupan yang tidak terelakkan.
e. Materialistis
Nilai-nilai sosial seperti kerjasama, saling membantu, dan lain sebagainya, kurang mendapat tempat dalam kehidupan kapitalis. Dalam sistem kapitalisme segala kegiatan ekonomi didasarkar terpenuhinya optimaliasi produksi guna mencapai output produksi dan keuntungan produksi yang diharapkan.
f. Mengesampingkan kesejahteraan
Konsep kapitalis cenderung memahami pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan daripada pemerataan ekonomi, karena pemerataan akan timbul setelah adanya pertumbuhan ekonomi down effect). Kebijakan ini merupakan dampak dari mekanisme modal yang cenderung berputar pada kalangan pengusaha. Bila pengusaha mendapatkan keuntungan maka secara tidak langsung akan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini menjadikan kesejahteraan masyarakat terabaikan.
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837), Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya. St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/Negara.[15]
Negara penganut paham sosialism, yaitu: Inggris, Selandia Baru, Skandinavia, Belanda, Swiss, Australia, Belgia.Tokoh-tokoh sosialisme diantaranya adalah Thomas Uoge, Robert Owen, Saint Simon, Karl Heinrich Marx dan Proudhon.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Sosialis
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah :[16]
a. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu).
Semua sumber daya ekonomi (alat-alat produksi, tanah, perusahaan, bank) dimiliki dan dikuasai oleh Negara atas nama rakyat. Tidak ada hak milik perorangan atas alat-alat produksi. Petani tidak dapat memiliki tanahnya sendiri.
b. Peran pemerintah sangat kuat
Seluruh kegiatan ekonomi atau produksi harus diusahakan bersama. Tidak ada usaha swasta, semua perusahaan (termasuk usaha tani) adalah perusahaan negara (state enterprise).
c. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
Apa dan berapa yang diproduksikan ditentukan berdasarkan perencanaan pemerintah pusat (central planning) dan diusahakan langsung oleh Negara. Harga-harga ditetapkan oleh pemerintah, penyaluran barang dikendalikan oleh negara, sehingga tidak terdapat kebebasan pasar.
d. Semua warga masyarakat adalah “karyawan” yang wajib ikut berproduksi sesuai kemampuannya, dan akan diberi upah sesuai kebutuhannya.
Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis
Kecenderungan Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis adalah: [17]
a. Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokok termasuk makanan/minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat tinggal dan lain-lain. Setiap orang disediakan oleh negara untuk mendapatkan pekerjaan yang ditentukan oleh negara, sedangkan orang-orang tua, serta yang cacat fisik dan mental berada dalam perawatan pengawasan negara.
b. Didasarkan perencanaan negara
Semua pekerjaaan dilaksanakan berdasarkan perencaf negara yang sempurna di antara produksi dengan penggunaar Dengan demikian masalah kelebihan atau kekurangan kekurangan produksi seperti yang berlaku dalam sistem eke kapitalis tidak akan terjadi.
c. Produksi dikelola oleh negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan kepentingan-kepentingan negara. Misalnya, untuk memenuhi sarana dan prasarana ekonomi rakyat semacam makan, pendidikan, kesehatan. Demikian juga negara mengatur proses perdagangan luar negeri vang berupa penyediaan valuta asing, menyediakan dan merawat alat-alat perang dan sebagainya.
Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis
a. Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan. Sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya semu dikelola oleh negara. Proses dari keberadaan output produksi juga diatur oleh negara, maka transaksi yang dilakukan oleh masyarakat bisa melanggar hukum.
b. Membatasi kebebasan
Sistem ekonomi sosialisme menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri mementingkan kepentingan golongan. Kepentingan-kepentingan itu akan tumbuh bila ada ruang yang tersedia bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan keinginannya, dan kebutuhannya secara bebas. Tetapi, dalam sistem sosialisme kebebasan manusia sangat terbatas
c. Mengabaikan pendidikan moral
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk memperoleh tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nilai-nilai moral tidak diperhatikan lagi. Pendidikan sosialis menjadikan masyarakat untuk pragmatis, pola pemenuhan batiniahnya pun dalam paket pendidikan materilistis.
D. Analisis Sistem ekonomi
Bila dilihat dari berbagai aspek inilah perbedaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi modern (kapitalis dan sosialis):[19]
No | Keterangan | Islam | Modern |
1 | Sumber | Al-Quran | Daya fikir manusia |
2 | Motif | Ibadah | Rasional matearialism |
3 | Paradigma | Syariah | Pasar |
4 | Pondasi dasar | Muslim | Manusia ekonomi |
5 | Landasan fillosofi | Falah | Utilitarian individualism |
6 | Harta | Pokok kehidupan | Asset |
7 | Investasi | Bagi hasil | Bunga |
8 | Distribusi kekayaan | Zakat, infak, shodaqoh, hibah, hadiah, wakaf dan warisan. | Pajak dan tunjangan |
9 | Konsumsi-produksi | Maslahah, kebutuhan dan kewajiban | Egoism, materialism, dan rasionalisme |
10 | Mekanisme pasar | Bebas dan dalam pengawasan | Bebas |
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah perbedaan mendasar antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Di antara perbedaan mendasar itu adalah:
1. Rasionaliti dalam ekonomi modern adalah rational economics man yaitu tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi modern mengabaikan moral dan etika dan terbatas hanya di dunia saja tanpa mengambil kira hari akhirat.
Sedangkan dalam ekonomi Islam jenis manusia yang hendak dibentuk adalah Islamic man. Islamic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya mendorong untuk yakin, Allah-lah yang berhak membuat peraturan untuk mengantarkan kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti secara lebih menyeluruh tentang tingkah laku agen-agen ekonomi yang berlandaskan etika ke arah mencapai al-falah, bukan kesuksesan di dunia malah yang lebih penting lagi ialah kesuksesan di akhirat.
2. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi konvensional/modern semata-mata kesejahteraan duniawi.
3. Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Quran dan al-Sunnah atau ajaran Islam.
4. Islam lebih menekankan pada konsep need daripada want dalam menuju maslahah, karena need lebih bisa diukur daripada want. Menurut Islam, manusia mesti mengendalikan dan mengarahkan want dan need sehingga dapat membawa maslahah dan bukan madarat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi konvensional adalah untuk semata-mata mengutamakan keuntungan. Semua tindakan ekonominya diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika tidak demikian justru dianggap tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang tidak hanya ingin mencapai keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan keuntungan rohani dan al-falah.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam: [20]
Konsep | Kapitalis | Sosialis | Islam |
Sumber Kekayaan | Sumber kekayaan sangat langka | Sumber kekayaan sangat langka | Sumber kekayaan alam semesta dari Allah swt. |
Kepemilikan | Setiap pribadi dibebaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya. | Sumber kekayaan di dapat dari perberdayaan tenaga kerja (buruh) | Sumber kekayaan yang kita miliki adalah titipan dari Allah swt. |
Tujuan Gaya Hidup Perorangan | Kepuasan pribadi | Kesetaraan penghasilan di antara kaum buruh | Untuk mencapai kemakmuran di dunia dan di akhirat. |
Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem perekonomian yaitu: Kapitalis, Islam dan Sosialis.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidup nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi seputar masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat). Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapatkannya dengan usaha yang keras untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam sistem Sosialis, semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak terciptanya market (pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
E. Islam dan Marxisme
Marxis ialah bagian terpenting dari paham sosialis yang paling banyak menyebar dan pengaruhnya tidak sedikit. Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx.
Ekonom Marxis tidak hanya bersandar sepenuhnya pada karya-karya Marx dan Marxis lain yang telah dikenal secara luas saja, mereka menarik teori dari berbagai sumber, baik Marxis maupun non-Marxis. Pandangan Marxisme ini mencakup ajaran Marx mengenai materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya dalam kehidupan sosial.
Menurut asumsi dasar kaum marxisme yang pertama adalah ekonomi sebagai penentu atas segalanya. Apapun bisa tercapai, asal ekonominya kuat. Hal ini dikarenakan perekonomian adalah tempat eksploitasi dan perbedaan kelas.
Marxisme dalam paradigma pemikiran mengedepankan masalah penyamarataan tentang ekonomi antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin, tetapi konsep yang di bangun Karl Marx cenderung mengarah kepada kediktatoran sosial, padahal manusia di ciptakan dalam bentuk sosial maupun individu dalam realita kehidupan.
Gagasan Karl Marx tentang penyamarataan merupakan sebuah pertarungan yang di paksakan, sebab manusia mempunyai sebuah perbedaan. Sehingga bangunan filsafat Karl Marx terbentur dengan sebuah realita dalam menerjemahkan sebuah kehidupan. Bahkan bangunan filsafat marxisme cenderung sepihak tanpa menganalisa tentang sebuah keberagaman.
Manusia dalam realita kehidupan merupakan bentuk sebuah keberagaman. Sehingga manusia tak dapat di samaratakan. Sebab Allah dalam menciptakan manusia dalam bentuk perbedaan, tentu perbedaan melalui sebuah ekonomi, sosial, budaya, politik, dan masih banyak lagi perbedaan yang lain. Namun Islam mengajarkan, bahwa antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin harus saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain, bahwa masyarakat kaya berkewajiban membantu masyarakat miskin melalui istilah zakat, sedekah dan masih banyak lagi istilah dalam Islam tentang hubungan masyarakat kaya dengan masyarakat miskin.
Pandangan Islam tentang marxisme, bahwa filsafat Marxisme terlalu kaku dalam menerjemahkan tentang realita kehidupan, sebab Marxisme hanya mengambil sisi penyamarataan belaka, tanpa melihat dari sisi yang lain, padahal kehidupan mempunyai keberagaman nilai dalam fakta di lapangan.
Negara yang menganut Paham Marxisme, yaitu : Eropa Barat, Uni Soviet. Tokoh- Tokoh Paham Marxisme: Karl Marx, Friedrich, Engels, Hegel, Stalin, Lenin.
Kelebihan Marxisme: [21]
1. Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.
2. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancar.
3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
5. Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada
Kekurangan Marxisme: [22]
1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis.
2. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat.
3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
4. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia dengan subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
Secara umum sietem ekonomi yang dikenal dunia ada 3, yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.
Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
B. Saran
1. Sebaiknya kita memahami lebih dalam mengenai sistem ekonomi, agar mengerti dan tidak salah paham dalam penerapannya.
2. Setiap pihak yang terlibat dalam perekonomian, janganlah mencampurkan antara satu sistem dengan sistem lainnya, karena semua sistem memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tapi sistem ekonomi islam jauh lebih sempurna dan efisien jika diterapkan dalam perekonomian.
[1] Dumairy, Perekonomian Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1999), 29
[2] Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 1992), 19
[3]Ziah Maulidah, Perbandingan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional, dalam http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-dengan.html (08 Oktober 2012), 05
[4] Depag, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Surabaya: CV. Penerbit Fajar Mulya,1998), 546
[5] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html(10 Mei 2010), 08
[6] Depag, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 527
[7] Ibid, 83
[8] Ibid, 122
[9] Ibid, 601
[10] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html(10 Mei 2010), 08
[11]Ariswanto, Buku Pintar Teori Ekonomi (Jakarta: Aribu Matra Mandiri, 1997),70
[13] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html(10 Mei 2010), 08
[14] Ibid
[15] Ahmad Yanuana Samantho, Islam, Marxisme dan persoalandalam http://ahmadsamantho. wordpress.com/2008/01/28/islam-marxisme-dan-persoalan/ (28 jan 2008), 08
[16] Muhammad Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam (Yogyakarta: BPFE UGM, 2004), 32
[17] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html(10 Mei 2010), 08
[18] Ibid
[20] Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 156-157
[21] Flazmy, Makalah Marxisme (Pengertian Marxisme) dalam http://semogabermanfaat8.blogspot. com/2014/09/makalah-marxismepengertian-marxisme.html (14 September 2014), 08
[22] Ibid
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam, dalam http://aganiah.blogspot.com/2010/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html (10 Mei 2010)
Ahmad Yanuana Samantho, Islam, Marxisme dan persoalan dalam http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/01/28/islam-marxisme-dan-persoalan/ (28 jan 2008)
Ariswanto, Buku Pintar Teori Ekonomi,Jakarta, Aribu Matra Mandiri, 1997
Depag, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Surabaya, CV. Penerbit Fajar Mulya,1998
Dumairy, Perekonomian Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1999
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005
Flazmy, Makalah Marxisme (Pengertian Marxisme) dalam http://semogabermanfaat8.blogspot.com/2014/09/makalah-marxisme-pengertian-marxisme.html(14 September 2014)
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta, Ekonosia, 2004
Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 1992
Muhammad Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta, BPFE UGM, 2004
Umer Chapra, The Future of Economics, Jakarta, Gema Insani Press, 2001
Ziah Maulidah, Perbandingan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional, dalam http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-dengan.html(08 Oktober 2012)
0 Response to "Perbedaan mendasar Sistem ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Modern"
Post a Comment