Contoh Soal Manajemen Proyek



1. Faktor yang digunakan oleh manajer proyek dalam memilih suatau proyek  bisa menggunakan berbagai kriteria, dimulai dari kriteria yang sempit sampai dengan kriteria yang luas. Secara umum terdapat beberapa kriteria yang dapat mendorong manajer proyek untuk menentukan proyek yang ingin dijalankannya:
Ø  Kriteria Profitabilitas Komersial
Kriteria profitabilitas komesrsial yang mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan baik swasta atau pemerintah. Yang dimaksud dengan perkiraan profitabilitas disini adalah laba bersih (yang diharapkan) sesudah pajak. Penggunaan kriteria profitabilitas komersial untuk menilai proyek-proyek industri sangat disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat objektif dan menggunakan aspek penting yaitu biaya. Hal lain yang dapat digunakan yankni jenis proyek yang akan ditangani, sumberdaya material dan manusianya, keterjangkauan waktu dan biaya. Namun semua itu merujuk pada seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari proyek yang ditangani.
Profitabilitas komersial, adalah baru merupakan sebuah prakiraan yang tidak lepas dari penyimpangan-penyimpangan. Terdapat tiga bagian besar didalam profitabilitas komersial ini, ialah estimasi biaya produksi dan estimasi penerimaan penjualan. Jika terdapat kesalahan pada salah satu bagian tersebut, akan mengakibatkan kesalahan pada perhitungan “rate of return”. Sebaliknya jika estimasi profitabilitas komersial dengan teliti dibuat dan mendasarkan pada konsep konservatif, profitabilitas komersial tersebut bisa digunakan sebagai dasar penilaian prospek proyek terutama dalam kaitannya sebagai bisnis komersial.
Ø  Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek
Kriteria lain yang bisa dipergunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek keuangan, produksi, keuntungan yang diperoleh dari aspek-aspek lain. Contoh luas dan kompleksitas  aspek keuangan, suatu usaha penjahit membutuhkan modal tidak cukup dari pemilik saja melainkan ada kemungkinan bisnis membutuhkan kredit ekspor atau memerlukan partner usaha atau bahkan membutuhkan modal langsung dari masyarakat melalui pasar modal. Hal ini tentu saja menunjukkan semakin kompleksnmya masalah dan resiko yang dihadapi oleh manajer proyek.
Ø  Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional
Kriteria profitabilitas ekonomi nasional merupakan kriteria yang paling tepat untuk mengukur nilai bersih suatu proyek terhadap perekonomian nasional. Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata “rate of turn” bersih suatu investasi dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selain memasukkan biaya-biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan juga biaya-biaya dan manfaat non ekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian nasional.

2. Kelebihan manajemen proyek:
1.      Pengawasan yang lebih baik di bidang keuangan, fisik, dan SDM
2.      Meningkatnya relasi dengan customer
3.      Waktu pembangunan yang lebih singkat
4.      Biaya yang lebih rendah
5.      Kualitas lebih tinggi & meningkatnya reliabilitas
6.      Keuntungan yang lebih besar
7.      Meningkatnya produktivitas
8.      Koordinasi yang lebih baik
9.      Moral pekerja lebih baik
Implementasi siklus hidup proyek pada fase-fase manajemen proyek:
Dalam mengerjakan sebuah proyek, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat tercapai sesuai dengan waktu, scope dan dana yang telah ditetapkan di awal kegiatan proyek. Untuk itu, manajer proyek harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber daya yang dialokasikan dalam proyek digunakan dengan cara yang paling efisien. Ini berarti bahwa perencanaan proyek harus dilakukan secara professional yang didasarkan pada siklus hidup proyek. Dengan memahami fase siklus hidup manajemen proyek, maka diharapkan seorang manajer akan dapat memulai suatu proyek yang ditanganinya dengan baik. Implementasi siklus hidup proyek dapat menciptakan perencanaan proyek yang bagus dan mendetail, implementasi proyek, memonitor dan mengontrol proyek, serta menyelesaikan proyek secara efektif.
1.      Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
2.      Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
3.      Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables  atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
4.      Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan dating.
3. PERT dan dapatkan jalur kritisnya:

Jalur kritis: B+E+H (4+7+2=13)


4. Diket,
Lingkup konstruksi = 25.000 jam-orang
Kurun waktu konstruksi = 10 bulan
Efektivitas jam-orang = 90%
Penyelesaian, dengan menggunakan metode trapesium maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Untuk jam orang produktif  perbulan = 40 (0,90) (4,25) = 153 jam.
Dari perbandingan trapesium a:b:c = 50:25:25 =2:1:1, maka 2a+a+a =4a =10 bulan, maka a = 2,5 bulan.
Dengan pengertian bahwa luas trapesium adalah sama dengan besar lingkup kerja, maka
25.000/153 = (2) (2,5) (1/2)t +(2,5)t + 2,5(1/2)t
            163 = 2,5t + 2,5t + 1,25t
           163 = 6,25t.
Didapat tenaga kerja puncak t =163/6,25 = 26 orang.
Dan periode puncak = 2,5 bulan.

5. Metode untuk mengukur resiko proyek:
a)      Decision Tree
Decision tree (pohon keputusan) adalah alat pendukung keputusan yang menggunakan pohon. Seperti grafik atau model keputusan dan kemungkinan konsekuensi mereka, termasuk hasil peristiwa kebetulan, biaya sumber daya, dan utilitas. Decision tree biasanya digunakan dalam operations research (penelitian operasional), khususnya dalam decision analysis (analisis keputusan), untuk membantu mengidentifikasi strategi yang paling mungkin untuk mencapai tujuan. Lain yang menggunakan decision tree adalah sebagai alat deskriptif untuk menghitung probabilitas kondisional. Metode ini yang sering dipakai untuk menghadapi masalah yang kompleks dan berlangsung secara berurutan dalam satu periode tertentu.
Penyajian metode ini memiliki unsur-unsur berikut:
        Titik Keputusan Awal,
        Titik Kemungkinan,
        Cabang atau Ranting.


b)      Simulasi
Suatu metode penting untuk menangani ketidakpastian dalam proses penyusunan anggaran biaya modal maupun alat bantu pengambilan keputusan. Terdapat 6 langkah proses simulasi (JV. Home dan JM. Waciwichz).

c)      Analisis Kepekaan (Sensitivitas)
Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial-ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih.

d)     Sensitivitas Aliran Kas
Dalam rangka mengkaji kelayakan aspek finansial-ekonomi, untuk satu usulan proyek (investasi) lazimnya dilakukan analisis sensitifitas proyeksi aliran as selama siklus investasi akibat perubahan berbagai unsur atau kondisi.
CO

0 Response to "Contoh Soal Manajemen Proyek"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel