Pengertian Konsep Diri
A. Konsep Diri
1. Pengertian
Banyak ahli yang berusaha membahas, merumuskan, dan meneliti tentan konsep diri. Ini menunjukkan bahwa konsep diri merupakan salah satu aspek yang penting dan patut diperhatikan. Konsep diri dan citra diri bagi sebagian penulis diartikan sebagai suatu hal yang sama. Yaitu mempunyai arti yang sama berkenaan dengan self concept. Keduanya mencakup gambaran tentang siapa seseorang itu dan ini tidak hanya meliputi perasaan terhadap diri seseorang melainkan juga pandangan terhadap sikap yang akan mendorong seseorang akan berperilaku. Pandangan serta sikap terhadap diri sendiri itulah yang disebut dengan konsep diri. Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh anggapan atau penilaian orang sekitarnya terhadap dirinya. Hal itu disebabkan karena konsep diri seseorang dibentuk melalui belajar, sebagai hasil belajar ia mengandung unsur-unsur deskriptif (panggambaran diri) unsur evaluatif (penilaian) yang berbaur dengan unsur pengalaman (Burns, 1993:71). Hurlock,mengemukakan bahwa konsep diri merupakan pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri secara keseluruhan sebagai hasil observasi terhadap dirinya di masa lalu dan pada saat sekarang (Hurlock, 1980:34). 11 Konsep diri menurut Cooley (dalam Rakhmat, 1994) disebut dengan looking glass self yaitu bagaimana orang lain menilai penampilan kita dalam diri cermin (Rakhmat, 1994:112). Sedangkan menurut Symond (dalam Suryabrata, 1995) bahwa konsep diri sebagai cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri dan konsep diri ini mengandung pengertian tentang bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri (Suryabrata 1995:247). Dengan demikian ada dua komponen konsep diri, yakni komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut dengan citra diri (self image), sedangkan komponen afektif disebut dengan harga diri (self esteem).
Sependapat dengan yang disampaikan oleh Anita taylor tersebut diatas, menurut Hardy Malcom (dalam Soenardji, 1988) bahwa konsep diri terdiri dari :
- Citra Diri (self image) bagian ini merupakan deskripsi yang sangat sederhana, misalnya saya seorang mahasiswa, saya seorang adik, saya berambut panjang, saya bertubuh gendut dan lain sebagainya.
- Harga diri (self esteem) dimana bagian ini meliputi suatu penilaian terhadap perkiraan mengenai pantas diri (self woth). Dari dua pembagian di atas, maka konsep diri mencakup pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kegagalannya dan sebagainya. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hardy Malcom tersebut diatas, Brooks (dalam Rakhmat,1999) juga 12 mengemukakan bahwa pandangan ini bisa bersifat psikologis, sosial, dan fisik, yaitu gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Konsep ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri, menyangkut berbagai macam hal diantaranya, karakteristik fisik, psikologis, sosial, dan emosional, aspirasi dan prestasi.
Pietrofesa (dalam Mappiera, 1997) menyebutkan tentang dimensi citra diri sebagai berikut :
- Dimensi pertama, yaitu diri sebagaimana dilihat oleh diri sendiri.
- Dimensi kedua, yaitu diri dilihat sebagai orang lain. 3. Dimensi ketiga, yaitu mengacu pada tipe-tipe orang yang dikehendaki tentang dirinya. Dari ketiga dimensi yang tersebut diatas, konsep diri terdiri dari bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana seseorang merasakan tentang diri sendiri, dan bagaimana orang tersebut menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan. Pengertian konsep diri berdasarkan beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pandangan, pendapat, dan perasaan individu terhadap dirinya sendiri yang berhubungan dengan cara pandang lingkungan terhadap dirinya baik itu secara fisik maupun psikologis.
2. Proses pembentukan diri
Konsep diri berkembang dalam waktu yang cukup lama, yang dimulai sejak masa kanak-kanak. Saat seorangsudah dewasa maka konsep diri cenderung telah konsisten dan tidak berubah. Terdapat beberapa faktor yang cukup berpengaruh yang bila terjadi terus menerus maka akan dapat mengubah konsep diri seseorang. Baldwin dan Holmes (Calhoun dan Accocella, 1990:77) mengatakan bahwa konsep diri adalah ciptaan sosial, hasil belajar dan hubungan kita dengan oranglain. Hadipranata (Handayani, 2003: 11) menyebutkan bahwa terdapat beberapa komponen dalam proses pembentukan konsep diri, yakni physical self, personal self, family self, dan social self
- Physical Self Merupakan bayangan kebanggan seseorang akan citra tampang tubuh maupun keseluruhan pribadinya. Hal ini merupakan gambaran pandangan individu terhadap tubuhnya dan hal-hal yang berhubungan dengan tubuhnya seperti kesehatan, penampilan, ketampanan, dan sebagainya.
- Personal Self Merupakan bayangan kebanggan seseorang terhadap jangkauan hidup dankehidupannya atau akan menjadi apa kehidupannya kelak yang merupakan aspirasi setiap individu. Hal ini menggambarkan seberapa besar penilaian individu terhadap dirinya, merasakan sebagai diri yang 14 adekuat dan menggambarkan pilihan terhadap tubuh dan hubungan dengan orang lain di sekitarnya.
- Family self Merupakan bayangan kebanggan seseorang terhadap citra ayah, ibu, dan sanak saudaranya. Ini menggambarkan persepsi diri individu dalam kaitannya dengan kelompok primer seperti keluarga dan teman-teman dekatnya.
- Social self Merupakan bayangan seseorang terhadap citra kelompok sosialnya dimanapun orang tersebut terkait dengan komitmennya.
Hal ini menggambarkan diri individu dalam kaitannya dengan interaksi sosialnya dengan orang lain. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat diketahui bila konsep diri dapat saja berubah tergantung bagaimana individu tersebut bereaksi dengan lingkungan sosialnya. Bila individu berada pada situasi yang berbeda dari sebelumnya dan mendapat penilaian yang berbeda secara terus-menerus maka pandangan terhadap dirinya juga berubah. Orang-orang yang sangat berarti bagi individu seperti orang tua, saudara, suami, istri, dan sahabat-sahabat dekat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perubahan konsepdiri seseorang. Penilaian dari significant others akan mengubah penilaian terhadp diri. Selanjutnya individu tersebut akan mulaimencari bentuk konsep diri yang dapat 15 diterima oleh lingkungannya dan sesuai dengan keinginannya, maka akhirnya terbentuklah konsepdiri yang baru.
3. Aspek Konsep Diri
Hurlock (1993:237) menyebutkan bahwa konsep diri mempunyai beberapa aspek yang tercakup di dalamnya, yaitu:
- Aspek fisik, merupakan konsep yang dimiliki oleh individu tentang penampilannya, termasuk didalamnya adalah kesesuaian dengan seksnya. Fungsi tubuhnya yang berhubungan dengan semua perilakunya, serta pengaruh gengsi yang diberikan oleh tubuhnya dimata orang lain yang melihatnya.
- Aspek Psikologis, yaitu terdiri dari konsep individu yang berkaitan dengan kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan juga hubungannya dengan orang lain.
Semua persepsi individu yang berkaitan dengan perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang ingin dicapai. Dari kedua aspek tersebut, yakni aspek fisik dan aspek psikologis, merupakan perpaduan antara dua hal yang saling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri seseorang. Aspek psikologis yang merupakan aspek dari dalam berkaitan pula dengan penilaian individu terhadap hasil yang ingin dicapai, dengan mencoba menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri, individu merasa dicintai, 16 dikasihi, orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain. Selain itu pada aspek fisik , juga termasuk di dalamnya adalah sikap dan persepsi individu terhadap tubuhnya, yang meliputi didalamnya penampilan, fungsi, serta semua aspek yang berkaitan dengan potensi fisiknya.
4. Komponen Konsep Diri
Konsep diri sebagai sebuah satu kesatuan dari dua aspek yang saling berpengaruh, yaitu psikologis dan fisik, terbentuk atas dua komponen (Pudjijogyanti, 1988), yaitu :
- Komponen kognitif, merupakan pengetahuan individu mengenai keadaan dirinya, komponen kognitif ini merupakan penjelasan tentang diri individu yang akan memberikan gambaran tentang siapa diri individu tersebut. Gambar dalam diri (self picture) tersebut akan membentuk citra diri (self image)
- Komponen afektif, merupakan penilaian individu terhadap diri, penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self acceptance) serta harga diri (self esteem) individu tersebut. Dari dua komponen tentang konsep diri tersebut, dapat disimpulkan bahwa komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif. 17 5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Rahmat (1994:100) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri antara lain :
- Orang lain Jika seseorang diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan dirinya, maka orang tersebut akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Tetapi sebaliknya jika orang lain selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak individu tersebut, maka dia akan cenderung tidak menyenangi dirinya sendiri. Walaupun demikian tentunya tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri individu tertentu. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan individu tersebut.
- Kelompok Rujukan Dalam suatu kelompok ataupun komunitas pasti akan terdapat normanorma baik itu tertulis maupun yang tidak tertulis, oleh karena itu setiap individu yang terkait dengan kelompok tersebut akan berupaya untuk selalu menyesuaikan setiap perilakunya dengan aturan atau norma yang ada dalam kelompok tersebut.
Loevinger (dalam Anastasia, 1982:36) menyatakan adanya beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri, aspek-aspek tersebut antara lain : 18
- Usia, kematangan serta kedewasaan seseorang terkadang bisa ditentukan oleh bertambahnya usia seseorang. Begitu juga yang berkenaan dengan konsep diri, akan terbentuk secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia seorang individu tersebut. Konsep diri pada masa anak-anak masih banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh orang-orang terdekat, semisal keluarrga dan lingkungannya. Dari merekalah seorang anak secara bertahap akan membentuk konsep diri. Ketika memasuki usia remaja, konsep diri seseorang akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Pada masa dewasa konsep diri lebih banyak dipengaruhi oleh status sosial dan juga oleh pekerjaan seorang individu tersebut. Sedangkan pada usia tua, konsep diri lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik dan perubahan sosial. 2. Intelegensi, intelegensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif. Maksudnya mampu menyelesaikan diri secara tepat sesuai dengan tuntutan sosial baik kemampuannya untuk menyelesaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu intelegensi seseorang juga sangat berpengaruh terhadap konsep diri mereka.
- Status sosial ekonomi, Perkembangan konsep diri tidak terlepas dari pengaruh status sosial, agama dan ras. Apabila konsep diri terbentuk dari hasil persepsi individu lain mengenai diri individu maka dapat dikatakan bahwa individu yang berstatus sosial tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif jika dibandingkan dengan individu yang mempunyai 19 status sosial yang rendah. Orang yang mempunyai status sosial yang tinggi lebih cenderung mudah untuk diterima oleh lingkungannya daripada orang yang mempunyai status sosial ekonomi yang rendah. Dengan keadaan seperti tersebut diatas, maka orang yang mempunyai status sosial yang tinggi akan lebih mudah untuk mengembangkan konsep diri yang positif sedangkan orang yang memiliki status sosial yang rendah akan cenderung mengembangkan konsep diri yang negatif.
- Pendidikan, semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang, maka hal itu juga akan meningkatkan konsep dirinya. Hard dan Heyes (1988:242) mengemukakan 4 faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu :
- Reaksi dari orang lain Pembentukan konsep diri memerlukan waktu yang relatif lama. Walaupun demikian hal ini tidak dapat diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang akan dapat mengubah konsep diri. Akan tetapi, apabila tipe reaksi ini sering muncul karena orang lain yang berpengaruh atau mempunyai arti dalam kehidupan orang tersebut (significant others), maka konsep diri seseorang tersebut akan mengalami perubahan.
- Peranan seseorang Semua orang selalu mempunyai peran yang berbeda dalam kehidupan ini, dalam setiap peran tersebut diharapkan akan melakukan perbuatan 20 dengan cara tertentu. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran yang berbeda berpengaruh pada pembentukan konsep diri seseorang.
- Perbandingan dengan orang lain Pembentukan konsep diri yang terjadi pada seseorang akan juga sangat dipengaruhi oleh cara membandingkan dirinya dengan orang lain.
- Identifikasi terhadap orang lain. Proses identifikasi pada seseorang akan terjadi dengan cara meniru beberapa perbuatan sebagai wujud nilai atau keyakinan. Bahkan peran kelamin juga akan mempengaruhi konsep diri seseorang.
6. Bentuk-bentuk Konsep Diri
Menurut Calhoun dan Acocella (1990:72), dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
- Konsep Diri Positif Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya. 21 Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuantujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.
- Konsep diri negatif Calhoun dan Acocella (1990:72) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu: 1) Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya. 2) Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
7. Dampak Konsep Diri
Konsep diri merupakan semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh individu, tentang kepercayaan dan sikap yang individu pegang tentang diri mereka sendiri. Konsep diri secara umum memberikan gambaran tentang 22 siapa individu dan dianggap sebagai petunjuk pokok keunikan individu dalam perilaku. Setiap individu akan cenderung mengembangkan konsep diri sesuai dengan bagaimana ia melihat dirinya dan harapan ideal tentang bagaimana dirinya, dengan hal lain maka yang akan termanifestasi dalam perilakunya adalah bagiamana ia mampu untuk berperilaku sebagaimana persepsi yang diterimanya baik itu dari diri sendiri, orang lain, maupun diri ideal yang diharapkannya. Individu dengan gambaran diri positif akan cenderung mengembangkan perilaku yang positif (penuh percaya diri, mempunyai kemampuan problem solving dan lain-lain), sedangkan individu yang mempunyai kosep diri negatif akan cenderung memiliki sikap dan perilaku yang mengarah pada hal yang negatif (merasa inferior, pesimis dan lainlain). Konsep diri sebagai suatu sikap pandang terhadap diri sendiri merupakan dasar bagi tingkah laku individu. Bagaimana individu menerapkan perilakunya tergantung bagaimana ia memandang dirinya sendiri baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
0 Response to "Pengertian Konsep Diri"
Post a Comment