Pengertian Filsafat

Mata kuliah Filsafat - Semester 1

Filsafat merupakan ilmu yang memperlajari kejadian yang terjadi di kehidupan nyata yang kemudian dikaitkan dengan pemikiran manusia secara kritis. Artinya, dengan mengandalkan logika, manusia harus mampu mempertanyakan lebih dalam suatu kejadian yang terjadi di dunia ini.
Filsafat menurut saya adalah mata kuliah yang mampu menguras pikiran. Karena dalam mata kuliah filsafat, mahasiswa dituntut untuk berfikir secara kritis dalam menanggapi semua kejadian di dunia. Selain itu, mengkaitkan filsafat dengan agama atau spiritual. Yang kadang kala membuat semakin membingungkan dan sulit diterima, karena jawaban dari peristiwa tidak dapat dijelaskan dengan logika manusia.
Ketika pertama kali mendapatkan mata kuliah ini, merasa begitu tertarik. Tertarik karena sepertinya mata kuliah ini akan sangat menyenangkan. Mendapatkan ilmu yang berhubungan dengan akal pikiran manusia. Belajar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Mempelajari bagaimana peristiwa dalam kehidupan jika kita sangkut pautkan dengan akal, akankah selalu selaras dan dapat diterima oleh akal atau tidak. Meskipun demikian, semakin bertambahnya materi kuliah yang diberikan, semakin sulit diterima untuk dipelajari.
Ketika kita mendapatkan materi dan menganalisis, bapak dosen selalu berkata bahwa kita tidak perlu mencari tahu lebih lanjut jika memang pikiran kita sudah tidak sampai. Misalnya mengenai materi kebenaran dan sesuatu yang dapat dinyatakan ada. Sesuatu dapat dikatakan benar apabila ada data, fakta dan masuk akal. Kebenaran yang disangkut pautkan dengan peristiwa yang sudah diyakini benar namun sulit dibuktikan, akan membuat kita bertanya-tanya. Seperti peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau melakukan perjalan ke surga hanya dalam satu malam. Pikiran kita yang awalnya sudah yakin bahwa Nabi Muhammad SAW memang dapat melakukan perjalanan tersebut, tiba-tiba dalam filsafat membahas masalah terebut melalui konsep kebenaran yang akhirnya membuat kita mempertanyakan kebenarannya. Namun peritiwa tersebut memang benar walaupun manusia tidak dapat membuktikanya, karena peristiwa tersebut sudah dijelaskan dalam Al Qur’an. Selain itu, peristiwa tersebut dapat dikatakan benar karena setiap orang yang beragama Islam meyakininya dalam hati. Dari peristiwa tersebut dapat saya simpulkan bahwa kebenaran tersebut ada batasnya, yaitu apabila ada peristiwa yang tidak dapat diterima oleh akal dan tidak dapat dibuktikan, maka kebenaran tersebut hanya dari Allah SWT.
Sesuatu juga dapat dikatakan benar apabila mayoritas masyarakat membenarkan peristiwa tersebut. Maksudnya, jika ada suatu peristiwa yang dapat dilihat oleh orang, namun hanya satu orang saja yang melihatnya, belum tentu masyarakat lain yang tidak melihatnya akan membenarkan peristiwa teresebut. Butuh beberapa saksi yang benar-benar melihat peristiwa itu agar dapat dikatakan benar. Maka suatu peristiwa dapat dinyatakan benar apabila mayoritas masyarakat mengakui keberadaan peristiwa tersebut.
Pengakuan peristiwa tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat langsung peristiwa tersebut. Contohnya, peristiwa hujan, hujan merupakan peristiwa alam yang terjadinya tidak hanya pada satu tempat, dan terjadinya hujan tidak mungkin bersamaan dalam satu negara. Oleh karena itu perlu pembuktian untuk memastikan daerah A terjadi hujan atau tidak.  Jika ada satu orang saja yang mengalami peritiwa kehujanan di daerah A, kemudian mengabarkan kepada orang-orang di daereah lain bahwa telah terjadi hujan di daerah A. Namun belum tentu masyarakat di daerah itu mempercayai kebenaran terjadinya hujan di daerah A, karena hanya ada satu orang yang mengalami kehujanan di daerah A. Akan tetapi jika beberapa orang mengalami kehujanan di daerah A, bisa jadi masyarakat di daerah lain mengakui kebenaran peristiwa hujan yang terjadi di daerah A tersebut. Jadi, kebenaran itu juga dapat dinyatakan apabila ada bukti dan mayoritas masyarakat mempercayai peristiwa yang terjadi itu.
Dari konsep kebenaran tersebut kemudian saya berfikir bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihan. Setiap manusia mempunyai hati yang dapat digunakan untuk meyakini segala hal yang terjadi. Manusia juga diberi pikiran yang mana digunakan untuk berfikir mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk.
Kemudian mengenai materi sesuatu yang dapat dikatakan ada. Sesuatu dapat dikatakan ada apabila kita berfikir. Berfikir mengenai keberadaan sesuatu tersebut. Bahkan bapak dosen juga berkata bahwa, apabila mahasiswa mau diakui keberadaannya di kelas atau dinyatakan hadir, maka mahasiswa tersebut harus bisa berfikir. Berfikir dan menanggapi suatu keadaan, kemuadian dikemukakanlah hasil pemikiran tersebut.
Ada atau tidaknya suatu peristiwa tergantung pada pemikiran manusia itu sendiri. Maksudnya, seseorang menyakini adanya suatu benda, misalnya pensil yang tergeletak di meja. Seseorang tersebut akan menggunakan akal pikirannya dan menuangkannya pada keberadaan pensil tersebut. Orang tersebut meyakini adanya pensil di meja, maka pensil di meja tersebut ada. Manusia diberi akal oleh Allah SWT untuk berfikir mana yang ada dan mana yang tidak ada. Karena dari pikiran itulah sesuatu dapat dikatakan ada.
Dari sekian materi yang saya dapatkan sampai akhir semester, hanya materi tentang konsep kebenaran dan sesuatu yang dapat dikatakan ada saja yang masih teringat dipikiran. Karena mungkin materi tersebut merupakan materi awal yang tidak terlalu susah dan penyampaiannya lebih terperinci. Kedua materi tersebut sedikit demi sedikit mengubah cara pandang saya terhadap suatu masalah yang saya alami.
Kebenaran dan adanya sesuatu tersebut sering saya renungkan saat saya mengalami keterpurukan. Misalnya ketika saya menjadi bahan pembicaraan orang-orang karena dianggap telah berbicara sembarangan mengenai orang lain. Kemudian saya yakin bahwa saya tidak pernah berkata sembarangan, saya hanya bertanya dengan sopan mengenai suatu masalah. Namun apa yang saya tanyakan tidak tersampaikan kepada orang yang tepat dan membuat kacau semuanya. Dalam masa keterpurukan, saya menyadari bahwa apa yang saya tanyakan itu benar, dan didukung oleh pihak-pihak lain. Namun mengapa orang-orang beranggapan tidak demikian, itu yang menjadi pertanyaan besar saat itu. Kemudian saya meyakini bahwa saya benar dan orang yang benar tidak perlu takut dalam mengungkap suatu masalah. Dari situlah kemudian muncul sedikit demi sedikit penyelesaian masalah yang hanya dianggap sebagai kekilafan dan kesalah pahaman. Dari peristiwa tersebut, yang saya yakini sampai sekarang adalah orang tidak perlu takut jika dia memang benar, namun benar tersebut harus mempunyai bukti.
Selain itu, saat pertama kali melakukan ujian dengan materi kebenaran dan ada teresebut pernah membuat kepala saya benar-benar sakit. Rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum sampai membuat mual perut. Itu terjadi ketika pada siang hari ketika belajar materi tersebut. Dengan sangat serius saya mencoba memahami kata demi kata. Awalnya masih bisa diterima oleh akal dan dapat diingat, namun tidak lama kemudian kepala terasa sakit dan susah hilang sakitnya. Sampai saya mencoba untuk tidur, namun ketika bangun masi terasa sakit. Hingga pada ujungnya minum obat sakit kepala, namun tidak ada hasilnya. Sampailah pada hari dimana ujian filsafat dilaksanakan. Kepala saya masi terasa sakit meskipun sudah meminum obat.
Soal mulai dibagikan, dan ketika saya lihat ternyata soalnya mengenai analisis terhadap peristiwa. Apa yang saya pelajari tidak keluar, hanya kebenaran dan sesuatu yang dikatakan ada yang muncul di soal. Saya berfikir, walaupun demikian saya tetap harus berusaha untuk mengerjakan soal tersebut meskipun kepala masih sakit. Saya mencoba menggali contoh peristiwa darik konsep-konsep tersebut.
Satu demi satu soal terselesaikan meskipun kepala terasa sakit. Tidak lama kemudian, saya merasa perul mual dan ingin muntah dan kepala semakin sakit. Saya pikir ini terjadi karena pikiran terlalu dipaksakan dan istirahat yang kurang. Saya merasa demikian sampai semua soal dapat saya jawab sesuai apa yang ada dalam pikiran saya. Jawaban yang saya tulis hanyalah karangan yang saya ambil dari pikiran saya sendiri.
Dari peristiwa-peristiwa yang saya alami itulah yang menjadikan konsep kebenaran dan konsep keberadaan sesuatu itu masih teringat sampai sekarang. Memang seharusnya tidak hanya kedua konsep tersebut yang dapat diingat, namun untuk saat ini saya baru berhasil merealisasikan konsep tersebut dalam kehidupan saya. Dari kedua konsep tersebut, saya mencoba untuk lebih memaknai hidup dan berusaha menerima apa yang sudah ada sekarang. maksudnya saya berusaha mencapai kebenaran dan menyatakan sesuatu itu ada dengan cara apa yang sudah ada didalam diri saya. Karena setiap manusia diberi anugerah oleh Allah SWT untuk berfikir.
Selain itu, saya masih berusaha untuk berfikir kritis, karena pemikiran kritis ini masih ada dalam hati dan belum berani untuk dinyatakan. Oleh karena itu, saya pikir, saya masih belum dapat dinyatakan ada dalam suatu perkumpulan, karena masih belum mampu menyumbang pemikiran yang lebih baik. Namun saya terus berusaha, yaitu dengan mengikuti oraganisasi yang ada di kampus, seperti Kopma.
Ada yang mengatakan bahwa seseorang tidak dianggap keberadaannya, tidak pernah ditanyakan keberadaannya oleh orang lain, namun orang tersebut mampu menjadi orang yang bermanfaat bagi setiap orang, itu akan jauh lebih mulia. Dan itupun sebenarnya membingungkan bagi saya, disisi lain keberadaan seseorang diperukan, namun jika tidak terlihat manfaatnya akan percuma, dan sisi lain berkata bahwa keberadaan seseorang tidak harus dipertanyakan, yang penting adalah manfaatnya bagi semua orang.
Kita sebagai manusia yang sudah mampu berfikir kritis tentunya sudah tahu mana yang patut dijadikan patokan dan mana yang tidak patut untuk dijadikan patokan. Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing dan kepercayaan dalam hati.

0 Response to "Pengertian Filsafat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel