Resiko Investasi
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Risiko itu ada jika pembuat keputusan (perencana proyek) mampu mengestimasi kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) yang berhubungan dengan berbagai variasi hasil yang akan diterima salama investasi sehingga dapat disusun distribusi probabilitasnya.
Ketidakpastian ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data yang bisa dikembangkan untuk menyusun suatu distribusi probabilitas sehingga harus membuat dugaan-dugaan untuk menyusunnya.
Menurut Arthur J. Keown, Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar). Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return –ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran.
Alat statistika sebagai ukuran penyebaran, yaitu :
· Varians : Varians merupakan salah satu parameter dari suatu populasi, untuk data contoh, digunakan istilah simpangan baku.
· Standar deviasi : Bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter, maka simpangan baku juga diukur dalam meter pula.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
Adapun kecenderungan investor terhadap resiko terbagi menjadi 3 jenis antara lain :
· Risk seeker : Investor yang menyukai risiko atau pencari risiko
· Risk neutral : Investor yang netral terhadap risiko
· Risk averter : Investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko
Risiko dalam portofolio dibedakan :
- Risiko sistematis : Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
Faktor yang mempengaruhi antara lain perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing dan kebijakan pemerintah.
- Risiko tidak sistematis : Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham dengan saham lain.
Faktor yang mempengaruhi antara lain struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas.
Beberapa Jenis Resiko Investasi
- Risiko bisnis (business risk) adalah Risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.
- Risiko likuiditas (liquidity risk) adalah Risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
- Risiko tingkat bunga (interest rate risk) adalah Risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
Salah satu teori untuk memperkecil risiko yang sering kita dengar dan sering dipergunakan adalah yang disebut dengan diversifikasi. Divesifikasi sendiri adalah upaya yang dilakukan pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Kita pernah mendengar Istilah Don’t put Eggs in One Basket? Yang artinya adalah apabila kita memiliki banyak telur jangan menempatkan semua telur tersebut di dalam satu keranjang. Jadi kalau keranjang tersebut jatuh maka telur-telur tersebut tidak akan pecah semua. Sama dengan investasi. Untuk memperkecil risiko jangan menempatkan investasi kita hanya ke satu produk saja.
Investasi bisa dilakukan dengan menggunakan produk-produk investasi yang ditawarkan oleh institusi keuangan atau produk keuangan maupun menggunakan juga produk non-keuangan. Menggunakan kombinasi dari produk-produk tersebut juga ikut mengurangi risiko.
Beberapa produk non-keuangan yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi adalah: properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, kios, dll), kendaraan bermotor, emas/logam mulia (perhiasan dan emas keping/batangan), diamond dan perhiasan berharga. Selain itu untuk beberapa golongan tertentu menggunakan lukisan, barang antik, dan masih banyak produk lainnya yang dapat dipergunakan sebagai wahana investasi mereka.
Beberapa produk non-keuangan yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi adalah: properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, kios, dll), kendaraan bermotor, emas/logam mulia (perhiasan dan emas keping/batangan), diamond dan perhiasan berharga. Selain itu untuk beberapa golongan tertentu menggunakan lukisan, barang antik, dan masih banyak produk lainnya yang dapat dipergunakan sebagai wahana investasi mereka.
Adapun untuk produk keuangan ada banyak macamnya, antara lain produk perbankan seperti tabungan, deposito dan SBI, produk pasar modal seperti saham, surat utang (obligasi), reksadana, valuta asing (mata uang), indeks,future dan banyak lagi produk investasi baik yang ditawarkan secara lokal maupun yang dijual di luar negeri.
Kombinasi dari produk keuangan dan non-keuangan bisa membantu memperkecil risiko. Contoh, bursa turun dan harga saham hancur di bulan Jul–September yang terjadi justru harga emas logam mulia sempat naik cukup tinggi. Meskipun pada akhirnya logam mulia juga ikutan turun, akan tetapi dalam kondisi saham turun total investasi kita saat itu tidak turun terlalu dalam. Itu salah satu contoh keuggulan dari diversifikasi.
Meskipun investor guru Warren Buffett pernah mengatakan bahwa diversifikasi diperlukan untuk orang yang tidak mengerti apa yang mereka lakukan (dalam investasi maksudnya), Dalam skala tertentu, diversifikasi tidak hanya dilakukan dengan menggunakan produk investasi di Indonesia akan tetapi bisa juga dengan menggunakan produk atau investasi di beberapa negara. Akan tetapi kita juga harus berhati-hati, karena penurunan bursa di suatu negara cepat atau lambat akan berdampak di negara lain. Itulah sebabnya kombinasi antara produk keuangan dan non-keuangan sangat disarankan. Sehingga ketika pasar sedang turun sekarang, kita tidak perlu panik lagi.
0 Response to "Resiko Investasi"
Post a Comment