Analisis Laporan Laba Rugi Departemen Kamar Pada Borneo International Hotel Di Samarinda (AK-45)

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Perusahaan  yang  menghasilkan  suatu  produk  dalam  operasionalnya memerlukan informasi mengenaiberapa besar jumlah biayayang digunakan dalammenghasilkan  produk-produk yang ditawarkan    kepada para pelanggannya.   Dengan demikian, peran akuntansi  menjadi   penting untuk mengolah dan  memberikan informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengendalian, dan akhirnya pengambilan keputusan manajemen.

Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data  keuangan perusahaan untuk kemudian  hari mengkomunikasikannya kepada berbagai  pihak  yang berkepentingan  agar dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan   itu,   diperlukan   suatu   sistem   akuntansi  yang   andal   dan   tidak menyesatkan, sehingga mampu  menyajikan informasi  tentang posisi keuangan,   kinerja  dan  arus  dana  dari  suatu  unit  ekonomi  kepada  para pengambil keputusan.

Satu  di  antara  beberapa  jenis  informasi  yang  dihasilkan  akuntansi, laporan   laba  rugi  departemental.  Bagi  sebuah  hotel,  laporan  laba-rugi departemen  kamar  sangat penting  untuk  berbagai  tujuan.  Misalnya  untuk perencanaan biaya yang tercermin  dalam anggaran biaya, pengendaliannya, serta sebagai masukan untuk pengambilan keputusan keputusan pemasaran.

Sebagaimana diketahui, sebuah hotel,apalagi hotel yang tergolong berbintang, biasanya menawarkan berbagai kelas kamar.  Masing-masing kelas yang ditawarkan tentu berbeda tarif-nya. Perbedaantarif dikarenakan adanya perbedaan  fasilitas kamar atau layanan yang diberikan. Artinya,  biaya operasi  kamar  juga  bisa berbeda antar kelas kamar.

Umumnya pada perusahaan dagang dan manufaktur, secara tradisional komponen biayanya dapatdikelompokkan dalam tiga bagian, yaituharga pokok  penjuakan  (untuk perusahaan dagang)  atau  harga  pokok  produksi (untuk  perusahaan  manufaktur),  biaya administrasi & umum  serta  biaya pemasaran.  Sedangkan pada industri perhotelan, dipergunakan standar atau sistem akuntansi tersendiri yang disebut dengan Uniform System of Account for Hotel (USAH), yang     pengelompokan      biayanya     berbeda    pula, sebagaimana tercermin dalam laporan laba rugi, yaitu  biaya departemental (departemental expenses),  biaya  yang tidak  didistribusikan  (undistributed expenses)  dan  seterusnya. Dengan  lain  perkataan, berdasarkan  USAH, akuntansi  keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya setiap departemen  ataudivisi hotel melaporkan hasil operasinya selama periode tertentu, termasuk  departemen kamar atau room department yang tugasnya adalah mengelola penjualan kamar-kamar hotel.

Pendapatan  departemen   kamar   diperoleh   dari   penyediaan   kamar akomodasi  (room sale)  merupakan  penjualan  utama  (primary  sale)  bagi industri perhotelan.  Untuk kepuasan  tamu,  juga  disediakan  makanan  dan minuman serta  jasa  lainnya sepertifasilitas   telpon, facsimail dan fasilitas perkantoran lainnya  (business  center)  serta  laundry, sehingga terjadilah penjualan jasa ikutan (drived sale).  Selain ditawarkan kepada tamu, hotel menawarkan  berbagai  jasa  ikutan  tersebut  kepada  konsumen  umum,  yang merupakan penjualan bebas (independent sale)

Menurut  USAH,  ada  tiga  kelompok  biaya  yang  mengurangi  total pendapatan,  hingga  menghasilkan  laba/rugi  sebelum  pajak  sebuah  usaha perhotelan,  yaitu  biaya  departemental,  biaya  yang  tidak  didistribusikan (Undistributed  Expenses)    dan    biaya    tetap.    Dalam     biaya    departemen (department  expenses),  umumnya  terkandung  dua kelompok  biaya,  yaitu harga pokok (cost of sales) dan biaya operasi. Khusus pada departemen kamar, tidak terdapat unsur hargapokok, tetapi hanya biaya operasi,karena itu pula pada Borneo International Hotel, RoomDepartement Expenses,  terdiri dari dua kelompok biaya,yaitu biaya tenagakerja (gaji dan biaya lainnyayang terkait), serta biaya operasional lainnya.

Dalam rangka      penyediakan      kamar-kamar      akomodasi,      Borneo Intenational Hotel membagi beberapa jenis/kelas kamar, yatu: Superior Room, Deluxe Room, Eecutive Club Room, Suite dan President Suite. Masing-masing jenis kamar berbeda tarifnya,mengingat fasilitas yang diberikan juga berbeda dan biaya operasional juga berbeda, sehingga pada akhirnya masing masing kamar   memberikan   konstribusi   laba  departemen   kamar   yang   mungkin berbeda.

Berdasarkan penjelasan tersebutdi atas, guna mengetahui alokasi biaya    masing-masing jenis kamar dan  konstribusinya terhadap  laba departemen, maka diambil judul penelitian ini: “Analisis Laporan Laba Rugi Departemen  Kamar Pada Borneo International Hotel di Samarinda”.


0 Response to "Analisis Laporan Laba Rugi Departemen Kamar Pada Borneo International Hotel Di Samarinda (AK-45)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel