Pengaruh Metode Guided Discovery dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Mts Negeri Tulungagung Pada Materi Bangun Ruang (PMT-57)



Pendidikan dapat diartikan sebuahproses dengan metode tertentu sehingga seseorang memperoleh pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.Pendidikan bertujuan untuk membantu seseorang dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan akan pengetahuan akan  semakin meningkat. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan yang selalu ditingkatkan terus menerus baik dalam segi kualitas maupun segi kuantitasnya. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang seiring dengan arus globalisasi ini, akan selalu di upayakan adanya pembaharuan dan penyempurnaan di bidang pendidikan. Selain tergantung pada kemampuan guru, kurikulum, peralatan atau media, metode pengajaran, buku penunjang, sistem pengajaran pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan, mutu pendidikan juga tergantung dari minat belajar siswa.
Minat belajar siswa akan sangat berpengaruh terhadap prestasinya, W.S. Winkel  menyatakan bahwa prestasi belajar adalah bukti hasil belajar yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar. Oleh sebab itu dalam proses belajarnya siswa harus dapat memahami dan menguasai suatu konsep ilmu tersebut untuk memecahkan suatu permasalahan. Proses belajar matematika juga melatih siswa untuk berpikir secara ilmiah dalam memecahkan masalah. Masalah yang diberikan kepada siswa yang biasanya berbentuk tugas, dan sedangkan belajar matematika itu sangat memerlukan aktifitas  mental yang tinggi.

Dalam sebuah pembelajaran adalah bagaimana suatu pendekatan mampu diterapkan dengan metode yang tepat, salah satunya dengan menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Agar para siswa dapat menyukai pelajaran matematika dan tidak menganggap pelajaran matematika sebagai momok yang menakutkan. Ketidaksenangan terhadap suatu pelajaran serta minat belajar yang kurang ini berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Disinilah kemudian diperlukan seorang pendidik atau guru profesional yang mampu melakukan proses belajar mengajar penuh keseriusan, keyakinan, dengan situasi yang santai dan menyenangkan, sehingga dapat memperlancar tujuan utama dari kegiatan pembelajaran.
Gagne dan Bring mengemukakan bahwa pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan dengan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik. “Intruction is the means employed by teacher designer materiallis, curriculum specialist and promote learning.” Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan membelajarkan atau ketrampilan mengajar.
Namun umumnya proses pelaksanaan belajar mengajar matematika disekolah hanya mentransfer apa yang di punya guru pada siswa dalam wujud pelimpahan. Bahkan terkesan seperti, materi yang diberikan oleh guru adalah aturan yang harus dihafal tanpa harus tahu konsep dasar yang membangun sebuah rumus dan bagaimana pengembangan dari konsep-konsep tersebut yang dapat meningkatkan kreativitas siswa. Hal ini akan memunculkan pemikiran siswa yang hanya fokus pada rumus “mana” yang harus digunakan apabila dihadapkan pada suatu masalah, bukan “bagaimana” solusi dari masalah yang dihadapi. Keadaan seperti ini dapat memberikan dampak buruk bagi siswa, salah satunya adalah siswa hanya menguasai teori pelajaran tanpa mengetahui manfaat dan cara mengaplikasikan ilmu atau pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jika sistem pembelajaran seperti ini masih sering berlangsung, ada beberapa kemungkinan buruk yang akan terjadi, antara lain siswa menjadi kurang tertarik dan tidak berminat pada pelajaran, kemudian timbul kejenuhan, rasa bosan, bersikap pasif terhadap pelajaran, dan kemungkinan terburuknya adalah siswa sudah tidak mau atau enggan untuk pergi ke sekolah.
Proses pembelajaran yang berfokus pada “mentransfer” apa yang dipunyai guru pada siswa akan mengakibatkan rendahnya kreativitas siswa, sebab siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengetahui dasar dan pengembangan konsep yang diberikan. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan  konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja.
Salah satu pembelajaran yang bisa menjembatani tujuan tersebut adalah dengan metode penemuan terbimbing (guided discovery) dengan pendekatan  open ended. Pada metode discovery siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu yang baru berupa konsep, teorema, rumus, pola urutan dan sejenisnya. Apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan mendukung tercapainya pembelajaran yang diorientasikan pada pengembangan pola pikir kreatif, maka metode guided discovery bisa dikolaborasikan dengan pendekatan open ended. Tujuan dari pembelajaran open ended menurut Nohda ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan.
Metode penemuan terbimbing (guided discovery) dengan pendekatan  openended di sini bertujuan untuk menutupi kekurangan yang ada pada kedua metode dengan keunggulan yang dimiliki dari kedua metode tersebut. Sebab dalam tiap metode pasti memiliki kelemahan dan keuntungan masing-masing, maka dengan pengkolaborasian ini diharapkan bisa meningkatkan tujuan pembelajaran yang maksimal. Suatu pembelajaran menuntut pemanfaatan berbagai metode dan teknik, baik pada tahap perancangan maupun penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung.
Berdasarkan pada masalah yang sering dihadapi siswa pada materi pelajaran matematika, materi tentang bangun ruang sering menjadi awal dari munculnya masalah bagi mereka. Oleh karena itu perlu adanya penanganan pembelajaran pada siswa khususnya pada materi ini agar konsep-konsep yang mereka terima bisa diterapkan dan siswa menjadi lebih kreatif sehingga akan berpengaruh pula pada prestasi hasil belajar siswa. Cara yang bisa ditempuh adalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya yakni menggunakan metode guided discovery dengan pendekatan open ended.
Kondisi yang ada seperti itu juga dialami oleh siswa-siswi di MTs Negeri Tulungagung yang dipilih sebagai tempat penelitian karena pembelajaran dengan pendekatan ini belum pernah diwujudkan di sekolah tersebut. Prestasi belajar siswa-siswi pada materi ini masih kurang memuaskan terlihat hanya beberapa siswa yang berprestasi baik, faktor-faktor  yang mempengaruhi hal tersebut datang dari kurangnya dan monotonnya metode yang digunakan guru dalam mengajar. Jenuh, bosan dan malas mungkin itu yang dirasakan siswa ketika pembelajaran tidak lagi tampak menarik baginya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan  serta menambah keaktifan siswa maka penulis mencoba menerapkan metode pembelajaran guided discovery dengan pendekatan open ended. Selain itu bagi diri siswa dapat bermanfaat untuk  meningkatkan kreativitas siswa untuk perkembangan belajarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut untuk mengetahui pengaruh metode ini peneliti dengan realita yang ada mengangkat judul “Pengaruh Metode Guided Discovery Dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii MTsN Tulungagung Pada Materi Bangun Ruang.“


0 Response to "Pengaruh Metode Guided Discovery dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Mts Negeri Tulungagung Pada Materi Bangun Ruang (PMT-57)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel