PENGELOLAAN KELAS GURU MATA PELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2005/2006 (PGEO-1)

Pendidikan merupakan proses tindakan bimbingan dan pertolongan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Pendidikan mengusahakan pembinaan pribadi manusia sampai pada tujuan akhirnya yaitu kebahagiaan dan sekaligus berguna bagi masyarakat. Maka kegiatan pendidikan yang benar adalah pembinaan kepribadian manusia untuk mampu membina hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan diri sendiri, serta sekaligus untuk kepentingan masyarakat, perilaku hubungan dngan keluarga, masyarakat, dan alam sekitar (Theo Riyanto, 2002:46)

Tanggungjawab pendidikan yang paling mendasar terutama adalah mempersiapkan perserta didik menjadi subyek yang makin berperan dalam menampilkan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional dalam bidangnya masing-masing.

Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Namun masih ada mayarakat yang menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang guru, termasuk pula masyarakat yang sering menggaji guru lebih rendah daripada yang diinginkan. Banyak orang tua kadang-kadang merasa cemas akan kemampuan guru-guru anak-anak mereka itu sewaktu menyaksikan anak-anak

mereka berangkat ke sekolah. Dan guru-guru, setelah beberapa bulan pertama mengajar, pada umumnya sudah menyadari betapa besar pengaruh-pengaruh terpendam mereka memiliki terhadap pembentukan akal budi siswa-siswa mereka. Sayang sekali kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk mengajar dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama (James Popham, Eva L. Baker, 2003:1)

Keprihatinan tentang pendidikan sudah sampai pada keadaan yang kompleks. Mulai dari keprihatinan terhadap mutu pendidikan, kurikulum, buku mata pelajaran, sistem ujian, birokrasi, biaya, administrasi yang tidak perlu sampai tentu saja sikap dan semangat para guru. Ada pendapat bahwa guru itu dibedakan menjadi tiga golongan. Pertama, guru yang sungguh pendidik, mereka tidak hanya mengajar sebagai tempat mencari nafkah belaka, tetapi sungguh sebagai tempat pengabdian untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kedua, guru yang pengajar, mereka sekedar memindahkan ilmu dan ketrampilan yang dimiliki kepada para siswa, tidak berurusan dengan bagaimana kepribadian, watak dan perilaku siswa. Ketiga, guru yang menumpang hidup di dunia pendidikan, mereka bukan pendidik dan pengajar tetapi tukang yang hanya sungguh mencari makan di dunia pendidikan. Dan rasanya kelompok kedua dan ketiga ini yang semakin berkembang dimana-mana, sedangkan guru yang pendidik semakin berkurang (Theo Riyanto, 2002:1)


Golongan guru kedua dan ketiga ini kemungkinan besar diakibatkan banyak pendidik yang mengalami frustasi dan kecewa terhadap sistem pendidikan yang ada. Begitu banyak tuntutan administratif dan peran yang tidak berkaitan langsung dengan pendidikan, sehingga menyedot banyak perhatian dan tenaga yang mestinya hanya ditujukan pada bagaimana membantu peserta didik untuk tumbuhkembang secara optimal.

Pendidikan dan pengajaran yang efektif tidak hanya sekedar efektifnya proses pemindahan ilmu pengetahuan dari pendidik ke peserta didik. Pengajaran tidak hanya sekedar memonitor peserta didik apakah mereka bertingkah laku seperti yang diajarkan pendidik atau tidak. Pendidikan yang efektif menuntut pendidik sebagai pribadi yang berfungsi penuh sedemikian sehingga mampu menciptakan relasi pribadi yang bersifat mendidik, sehingga peserta didik mampu menumbuhkembangkan dirinya secara utuh dan optimal.

Salah satu usaha guru dalam pengelolaan kelas adalah memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar oleh karena itu kelas harus dikelola dengan sebaik-baiknya oleh guru. Pengelolaan kelas sangat dibutuhkan oleh guru karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam dalam kelompok sebaliknya, di masa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Tanpa adanya pengelolaan kelas yang baik maka akan mudah terjadi suatu penyelewengan tindakan dalam kelas. Penyelewengan tersebut disebabkan oleh banyak hal seperti kurangnya perhatian dan pengenalan, kurangnya ketegasan dalam disiplin, bosan, dan sebagainya.
Pengelolaan kelas dijalankan oleh seluruh SMP Negeri di Kabupaten Banjarnegara maka perlu diketahui bagaimana dan sejauh mana pelaksanaan pengelolaan kelas berbasis kompetensi telah dijalankan oleh guru-guru se- SMP Negeri di Kabupaten Banjarnegara.
Untuk itu “PENGELOLAAN KELAS GURU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN
2005/2006” sangat diperlukan agar dapat diketahui sejauh mana tingkat pengelolaan kelas guru mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SMP Negeri Kabupaten Banjarnegara selanjutnya memberikan informasi pengelolaan kelas berbasis kompetensi para pendidik dalam upaya mengoptimalkan hasil belajar.

B. PENEGASAN ISTILAH

Dari judul penelitian “PENGELOLAAN KELAS GURU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2005/2006” penulis ingin memberikan batasan- batasan sebagai pedoman untuk penulisan skripsi selanjutnya. Selain itu penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir oleh pembaca. Beberapa istilah yang dijelaskan antara lain :
1. Pengelolaan kelas


Menurut Entang dan Raka Joni (985: 3), pengelolaan kelas adalah menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan raport, penghentian tingkah laku siswa yang menyeleweng perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatwaktuan penyelesaian tugas oleh siswa, penetapan norma kelompok produktif, dsb). Sedangkan menurut Theo Riyanto (2002: 46), pengelolaan kelas tidak sekedar bagaimana mengatur ruang kelas dengan segala sarana dan prasarananya, tetapi menyangkut bagaimana interaksi dan pribadi-pribadi didalamnya.
Berdasarkan pengertian di atas, pengelolaan kelas yang dimaksud oleh peneliti adalah suatu usaha guru dalam mengatur siswanya baik dalam hal ruang kelas, interaksi, kedisiplinan dan juga belajar siswa agar terciptanya kondisi belajar yang kondusif.
2. Pengelolaan Kelas

Pengelolaan Kelas berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu pengelolaan yang meliputi beberapa pengelolaan antara lain pengelolaan ruang kelas, kegiatan siswa, hasil karya siswa, waktu, bentuk kegiatan belajar, sumber belajar (alat, bahan, perpustakaan, papan tulis, dan sebagainya) (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:13)
3. Pengetahuan sosial

Pengetahuan sosial adalah seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya


berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang (Departemen pendidikan Nasional, 2003: 6)

4. SMP Negeri Banjarnegara

SMP Negeri Banjarnegara adalah Tempat/Sekolah Menengah Pertama di seluruh Kabupaten Banjarnegara yang digunakan oleh peneliti untuk mengadakan penelitian tentang pengelolaan kelas.
5. Pengelolaan Kelas Guru Pengetahuan Sosial di SMP Negeri Kabupaten

Banjarnegara tahun 2005/2006.

Pengelolaan Kelas Guru Pengetahuan Sosial di SMP Negeri Kabupaten Banjarnegara tahun 2005/2006 adalah suatu usaha guru dalam menciptakan, menjaga dan mempertahankan kondisi kelas khususnya pada mata pelajaran pengetahuan sosial dengan pengelolaan kelas yang meliputi pengelolaan pada pribadi pendidik, disiplin kelas, penetapan hubungan, dan kondisi fisik.




C. PERMASALAHAN

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Sejauh mana tingkat pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri Kabupaten Banjarnegara tahun 2005/2006.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui tingkat pengelolaan guru pengetahuan sosial di SMP Negeri Kabupaten Banjarnegara tahun 2005/2006.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis, yaitu sebagai bahan referensi bagi dunia pendidikan mengenai pengelolaan kelas kurikulum berbasis kompetensi
2. Manfaat Praktis, dengan penelitian ini akan memberikan informasi mengenai pengelolaan kelas Kurikulum Berbasis Kompetensi kepada kepala sekolah, guru, orang tua serta masyarakat sehingga dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat untuk berupaya mengoptimalkan hasil belajar.

F. Sistematika Skripsi
Bagian awal dari skripsi berisi halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.


Bagian isi skripsi adalah sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan. Dalam pendahuluan berisi latar belakang, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II, berisis tentang Landasan Teori. Landasan Teori ini merupakan dasar yang paling penting dalam menentukan teori-teori yang digunakan untuk menyususn skripsi.
Bab III, berisi tentang Metodologi Penelitian. Dalam bab ini ditentukan obyek peneltian, menentukan variabel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
Bab IV, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

Bab V, berisi kesimpulan dan saran

Bagian terakhir skripsi adalah daftar pustaka yang berisi daftar buku- buku yang digunakan dalam penulisan skripsi serta lampiran-lampiran.



0 Response to "PENGELOLAAN KELAS GURU MATA PELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2005/2006 (PGEO-1)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel