WHO AM I ? (II)

Ingat sabda Rosul tercinta
― Menakjubkan keadaan orang-orang beriman, urusan apapun baginya jadi baik dan tidak ada yang demikian itu pada siapapun kecuali pada orang-orang yang beriman. Jika mereka mendapat nikmat, mereka bersyukur. Maka yang demikian itu baik baginya. Jika mereka tertimpa keburukan atau musibah, mereka bersabar. Maka yang demikian itu baik baginya.‖

Nah sikap kaya gini neh sikapnya seorang mukmin sejati… satu lagi yang musti kita ingat bahwa Alloh SWT juga telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqoroh:286

―…Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia mendapat siksa yang dikerjakannya…‖

Ujian juga merupakan cara Alloh untuk mengukur kadar keimanan kita.
―Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan „Kami telah beriman‟, sedang mereka tidak diuji lagi?‖ (Q.S. Al-Ankabut:2)

Sudah tahu kan sekarang kenapa manusia hidup itu selalu diuji??
Mulai sekarang, yukz kita berbaik sangka pada Alloh. Biar hati lebih tenang....

Karena engkau Begitu Istimewa….
Sobat, seperti dijelaskan di awal, manusia mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk lain. Keistimewaan tersebut antara lain:

a. segi penciptaan
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dinyatakan Allah sebagai sebaik-baik penciptaan, sebagaiman firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)

Coba bandingkan organ tubuh kita dengan organ tubuh makhluk Allah yang lain, pastilah kita akan melihat manusia lebih sempurna penciptaannya. Wajah kita yang cantik dan ganteng ini tentulah tidak disamai oleh hewan. Lalu mata kita yang jernih, hidung kita yang bisa lancar menghirup udara, telinga yang normal mendengar, jantung kita yang tak henti berdetak dan organ lainnya. Demikian pula penciptaan mekanisme kerja dalam tubuh manusia, tak ada satupun makhluk yang mampu melakukan kreasi sesempurna ciptaan Allah pada diri manusia.

b. segi ilmu
Allah menciptakan manusia dengan kelengkapan otak dan potensinya agar manusia mampu mengembangkan diri dan alam disekitranya itlah salah satu keistimewaan kita… berbeda denga hewan hanya memiliki instink, sehingga segala geraknyapun hanya naluri alamiah… Apalagi dibandingkan dengan tumbuhan yang tak diberi indera, maka terbukti manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa mencerna ilmu dan teknologi secara baik.

c. segi kehendak
Kita sebagai manusia pastilah punya kehendak. Kita bisa memilih mana jalan yang baik dan mana yang sesat. Sekedar ilmu belum tentu bisa mengarahkan kepada kebaikan. Yang bisa mengarahkan orang pada kebaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat. Manusia bebas berkendak bebas menentukan arah mana yang akan dituju lain halnya dengan hewan atau malaikat mreka hanya diberikan satau pilihan untuk bertaqwa kepada Allah.

d. segi posisi
Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara makhluk lainnya di bumi, yakni ia sebagai pemimpin atau khalifah di bumi ini, sehingga manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan hidupnya. Sebagaimana firman Allah:

“Dialah (Allah) yang menjadikan segala hal yang ada di bumi ini untuk kamu.” (QS. Al-Baqarah: 29)

Dengan ilmu yang dimilikinya, manusia bisa memanfaatkan segala sesuatu di alam ini sehingga bermanfaat untuk kemakmuran bersama.

e. segi kemampuan bicara
Jika kita perhatikan semua makhluk hidup yang diberi mulut, semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing-masing. Binatang-binatang berbicara dengan krakter khas mereka masing-masing seperti mengembik, mengaum, berkicau, dan lain-lain. Adapun manusia, ia bisa berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan suara alam dan binatang. Allah swt. berfirman:

“Ar-Rahman yang telah mengajarkan Al-Qur‟an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-Rahman: 1-4).

f. segi tendensi moral
Manusia dapat dibentuk menjadi baik atau buruk, bahkan bisa juga berperan ganda sebagaimana orang munafik. Dalam segi ini sangat tampak perbedaan manusia dengan binatang. Binatang sulit atau malah tidak bisa dibentuk dengan sifat dan karakter mereka yang bermacam-macam. Karenanya tidak ada ya binatang munafik? Sedangkan manusia bisa saja melakukannya dan bisa membentuk moralnya menjadi apapun yang diinginkan.

On mission

Kita hidup didunia ini harus punya misi…sobat banyak misi yang harus kita jalani agar hidup didunia ini tak sia-sia…

1. Beribadah kepada Allah swt.
Pernah bepikir kalo ternyta selama kita hidup ini belum pernah membaca bahwa udara kita hirup ini harus bayar….air yang kita pakai sehari-hari ini akan habis atau nelayan yang kehabisan ikan padahal setiap hari ditangkapi…..seberapa nikmat allah yang telah kita syukuri bahkan tinta sebanyak air lautan yang ada dimuka bumi inipun tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat allah tersebut….seperti disampaikan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 berikut.

―Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Jadi pekerjaan utama kita adalah menyembah (beribadah) kepada Allah, bukan untuk yang lainnya. Kita harus ingat, ibadah disini dalam arti luas yang tidak melulu sholat, zakat, puasa, naik haji dan sebagainya, namun bermakna luas…tersenyum pada saudara seiman juga ibadah…bahkan menyingkirkan duri dijalan saja udah dihitung ibadah…

maka bekerjalah hanya untuk Allah maka Allah akan membereskan semua pekerjaanmu…..kalau semua sudah diniatkan hanya untuk ibadah kepada Allah tidak akan ada yang mampu menghalangi kehendak Allah….siap bekerja hanya untuk allah…kuliah hanya untuk Allah, tersenyum hanya untuk Allah….kalao kita sudah siap tinggal tunggu surprise apa yang akan Allah berikan pada kita…Segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena ketaatan dan ketundukannya kepada Allah adalah ibadah. Dan kunci ibadah adalah kesyukuran dalam setiap proses sobat…so pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah.

2. Sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah fil ardhi)
Allah swt. memilih manusia untuk memimpin dan mengelola bumi dengan seluruh isinya. Hal ini karena kelebihan manusia atas kehendak Allah swt. yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yakni kecerdasan yang dimilikinya. Perhatikan firman Allah swt. berikut;

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, „sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.‟ Mereka berkata, „Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?‟ Tuhan berfirman, ‟Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)

Nah, ternyata manusialah yang dipilih Allah untuk memimpin di bumi, bukan malaikat atau yang lainnya. Memimpin disini bukan dalam arti sekehendaknya, tapi tetap ada aturannya. Pertama, orang yang diangkat sebagai pemimpin (khalifah) bukan berfungsi sebagai penguasa mutlak, karena jelas, penguasa mutlak itu hanya Allah swt. Kedua, ia harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya, bukan atas kemauannya sendiri. Ketiga, ia tidak boleh bertindak melampaui batas yang telah ditentukan. Keempat, ia harus berbuat menurut kehendak yang mengangkat. Jadi, tetap ada ketundukan dan kepatuhan kepada Allah swt.

Disinilah fungsi amar ma‟ruf nahi munkar itu. Manusia diberi pilihan untuk bisa memimpin dengan baik atau sebaliknya, menjadikan kerusakan. Dan kembali kepada konsekuensi di awal, segala perbuatan kita akan bermuara pada surga atau neraka di akhirat nanti.

“Setiap kalian (manusia) adalah pemimpin yang kelak pastilah akan dimintai pertanggungjawabannya” (Al-Hadits)

3. Untuk Membangun Peradaban
Manusia adalah makhluk berperadaban sebagaimana Islam itu sendiri. Dalam ayat-ayat Al-Quran telah membahas tema-tema global seperti alam, manusia, dan kehidupan. Tema-tema ini merupakan landasan peradaban manusia. Al-Quran juga menghadirkan realitas sejarah masa lalu yang dibingkai dalam perspektif peradaban serta menghadirkan tema-tema baru dalam ruang lingkup pembahasan peradaban.

Kita tentu ingat bagaimana Rasulullah dan para sahabat membentuk peradaban yang luar biasa indah. Yang mampu menghidupkan Islam hampir dua pertiga bagian dunia dengan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan yang dibawanya. Subhanallah… Kisah teladan itulah yang kita contoh untuk membangun peradaban manusia agar kembali kepada Al-Quran dan sunnah Rasul.

Yup Sobat, setelah kita memahami tujuan kita diciptakan, sekarang saatnya kita untuk menjadi muslim yang baik—bukan sekadar muslim KTP.

Jadikan Pandangan Allah swt sebagai yang Utama.

Jangan sampai kita melakukan atau meninggalkan suatu amal karena manusia (Wah bahaya bisa mengarah ke syirik tuh). Pakai baju ala amerika biar dianggap gaul, makan fastfood biar ga ketinggalan jaman, sampai bela-belain maksa ortu beliin blackberry. Haduh...

Sobat, yang musti kita yakini adalah
sesuatu yang baik menurut manusia, belum tentu baik menurut Allah. Demikian juga sebaliknya, sesuatu yang buruk menurut manusia, belum tentu buruk menurut Allah.

So..selagi apa yang kita lakukan tidak melanggar syari‘at Alloh Just do it!!! And remember , pada hari kiamat nanti hukum Allahlah yang akan berlaku.
Akhirnya dari semua uraian di atas, kita akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan di awal tentang siapa sebenarnya diri kita.

Who am I? I am a…………………………………

0 Response to "WHO AM I ? (II)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel