Analisis Bengawan Solo
ANALISIS BENGAWAN SOLO
Disusun oleh:
Nama : Ana Pangesti
NIM : K5412008
Prodi : Pendidikan geografi
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
TAHUN 2013
BENGAWAN SOLO
A. Kondisi Sungai Bengawan Solo
Sungai Bengawan Solo terletak di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah krang lebih 12% dari seluruh wilayah Pulau Jawa yang merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa. Sungai ini sebagai sumber air yang sangat potensial bagi usaha-usaha pengelolaan dan pengembangan sumber daya air (SDA), sungai Bengawan Solo digunakan untuk kebutuhan domestik, air baku air minum dan industri, irigasi dan lain-lain.
Luas keseluruhan sungai Bengawan Solo kurang lebih 19.778 km2 yang terdiri dari empat Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas 16.100 km2 , DAS Kali Grindulu dan Kali Lorog di Pacitan seluas 1.517 km2, DAS kecil dikawasan pantai utara seluas 1.441 km2 dan DAS Kali Lamong seluas km2 .
DAS Bengawan Solo merupakan Das terluas di sungai Begawan Solo yang meliputi Sub DAS Bengawan Solo Hulu, sub DAS Kali Madiun dan Sub DAS Begawan Solo Hilir. Sub DAS Bengawan Solo Hulu dan sub DAS Kali Madiun dengan luas masing-masing 6.072 km2 dan 3.755 km2 . Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk kerucut yaitu Gunung Merapi (2.914 m), Gunung Merbabu (3.142 m) dan Gunung Lawu (3.265 m), sedangkan luas Sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah 6.273 km2 .
Secara administratif sungai Bengawan Solo mencangkup 17 kabupaten dan tiga kota. Tujuh belas kabupaten meliputi, Boyolali, Sukaharjo, Wonogiri, Blora, Rembang, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Pacitan. Sedangkan tiga kota yaitu kota Surakarta, Madiun dan Surabaya.
Untuk pengelolaan sumber daya air, maka dibuat suatu kebijakan yang ditetapkan dalam pengelolaan sungai Bengawan Solo, yaitu:
1. Memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, pengelolaan kuantitas dan kualitas air untuk menjamin ketersediaan air baik untuk saat ini maupun masa datang.
2. Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir dilakukan dengan pendekatan konstruksi dan non-konstruksi.
3. Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan.
a. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Sungai Bengawan Solo
Perubahan Bengawan Solo secara alami. Dahulu aliran sungai Bengawan Solo ini keselatan dan sekarang mengalir ke utara. Perubahan aliran sungai bengawan solo ini diperkirakan terjadi sekitar 2 atau paling tidak sejuta tahun lalu.
Sebelumnya arah aliran sungai Bengawan Wonogiri Solo ini mengalir ke arah selatan. Sungai ini bermuara di Samodra Hindia Indonesia. Proses tektonik tentunya sejak dulu juga ada. Lempeng Indo-Australia di sebelah kanan (selatan) ini menabrak dan menghunjam ke bawah Pulau Jawa.
Karena adanya kerak Indo-Australia menghunjam kebawah dan menybabkan bagian pinggir (bag selatan) Pulau Jawa akan terangkat. Sehingga lama kelamaan aliran air permukaan yg melalui sungai akan terganggu. Sampai akhirnya ketika pengangkatannya sudah cukup tinggi, maka airpun tidak dapat mengalir ke arah selatan, dan “berbalik” ke utara. Saat ini kita hanya dapat mengamati adanya endapan-endapan sungai Bengawan Wonogiri Solo purba.
b. Kondisi Hulu, Tengah dan Hilir Sngai Bengawan Solo
Wilayah hulu sungai Bengawan Solo berada dikawasan wonogiri dan ponogoro dan kawasan wonogiri terdapat bendungan waduk gajah mungkur sebagai pengendalian banjir, irigasi untuk kepentingan pembangunan pertanian. Kawasan hulu bengawan ini dikembangkan menjadi lahan pertanian. Wilayah hulu sungai bengawan banyak dijumpai tebing-tebing sungai yang curam dampak eksplorasi pertanian yang merajalela berakibat sering terjadi erosi dan banjir.
Wilayah tengah sungai bengawan berupa DAS sungai Bengawan yang dipadati pemukiman penduduk dan perkotaan modern. Pada daerah tengah sungai ini seringkali terjadi banjir setiap musim hujan menerjang kota-kota dipesisir bengawan.
Wilayah hilir atau muara /delta sungai bengawan Solo juga menjadi pemukiman padat penduduk hingga membentuk kota-kota delta dipulau jawa yakni kota Bojonegoro, tuban, lamongan dan gresik sebagai muara sungai bengawan. Wilayah muara sungai bengawan solo dewasa ini sering terjadi langganan banjir akibat meluapnya sungai bengawan terutama kota bojonegoro, tuban, lamongan setiap musim hujan tiba tiap tahunnya karena pendangkalan.
B. Pemanfaatan Sungai Bengawan Solo
Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006 Juni 2006, wilayah sungai Bengawan Solo dikategorikan sebagai wilayah sungai lintas propinsi pada penilaian:
1. Wilayah sungai Bengawan Solo adalah wilayah sungai lintas propinsi, yaitu berada di wilayah propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Ukuran dan besarnya potensi sumber daya air yang tersedia, ketersediaan air sebesar 18,61 milyar km2 .
3. Banyaknya sektor yang terkait dengan sumber daya air wilayah sungai Bengawan Solo jumlah penduduk mencapai 16,03 juta jiwa pada tahun 2005.
4. Besarnya dampak sosial, lingkungan dan ekonomi terhadap pembangunan nasional.
5. Basarnya dampak negatif akibat daya rusak air terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan regional.
Wilayah sungai Bengawan Solo yang dipandang sebagai wilayah sungai lintas propinsi, maka pengelolaan sumber daya air berada di dalam kewenangan Pemerintah Pusat. Meskipun demikian, pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai Bengawan Solo tetap memperhatikan pengelolaan kawasan lindung dan budidaya di sekitarnya, yang telah dikompilasi dalam RTRW provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai berikut:
Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah kerusakan fungsi lingkunagan. Sedangkan pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang, menjaga kelestarian lingkungan serta menghadiri konflik pemanfaatan ruang.
a) Kawasan Perlindungan Bawahan
Kawasan perlindungan bawahan diperuntukan untuk menjamin terselenggaranya fungsi lindung hidrologis bagi kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.
b) Kawasan Suaka Alam
Beberapa sub kawasan termasuk di dalam kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, suaka alam laut dan perairan, kawasan pantai berhutan bakau, taman wisata serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
c) Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang berpotensi tinggi mengalami bencana alam, diantaranya kawasan rawan banjir, rawan bencana longsor, rawan bencana gunung berapi dan rawan bencana gempa.
Kawasan rawan bajir adalah tempat-tempat yang setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Kawasan banjir terdapat di kabupaten Sragen dan kaupaten Blora.
Kawasan rawan bencana longsor merupakan wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Wilayah kawasan yang rawan bencana longsor diaantaranya pada lereng timur gunung merbabu dan lereng timur gunung merapi di kabupaten Boyolali.
Kawasan rawan bencana gunug berapi merupakan wilayah sekitar puncak gunung berapi yang rawan terhadap luncuran gas beracun, lahar panas dan dingin, luncuran awan panas dan semburan api, dan tempat lalunya tumpahan benda-benda lain akibat letusan gunung berapi. Lokasi kawasan ini di sekitar gunung lawu, gunung liman dan gunung wilis.
Kawasan rawan becana gempa yaitu kawasan yang berpotensi dan rentan terkena gempa, lokasi kawasan ini di kabupaten Boyolali, Ngawi, Maagetan, Madiun dan Ponorogo.
Selain pemanfaatan diatas, sungai Bengawan Solo juga dapat digunakan sebagai:
· Jalur Transportasi dan Tempat Rekreasi. Aliran air tenang, tepi sungai masih ada tumbuhan-tumbuhan dan pohon-pohon besar.
· Untuk mengairi ribuan hektar sawah disepanjang aliran sungai.
· Sebagai penyuplai air baku untuk kebutuhan setiap hari, air industri dan sebagai sarana PLTA (PLTA Gajah Mungkur Wonogiri).
Sungai Bengawan Solo mempunyai manfaat yang besar bagi masyarakat disekitarnya, selain sebagai sumber kehidupan, sungai ini berfungsi sebagai Tempat Tujuan Wisata. Hal ini dikarenakan oleh keindahan pemandangan alam yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong untuk menyusuri sungai. Selain sebagai tempat wisata, sungai Bengawan Solo juga dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi ribuan hektar sawah disepanjang aliran sungai. Sungai ini juga menyuplai air baku untuk kebutuhan setiap hari, air industri dan sebagai sarana PLTA (PLTA Gajah Mungkur Wonogiri ). Pemanfaatan Sungai Bengawan Solo, tampaknya sudah mencapai tingkat pengembangan, hal ini dapat di lihat dengan adanya bangunan perairan seperti bendungan, bendung, tanggul, jaringan irigasi. Pengembangan tersebut memperoleh manfaat yang besar yakni:
Ø Pengendalian banjir untuk periode ulang 10 tahunan dan 5 tahunan.
Ø Penyediaan air irigasi
Ø Pembangkit energi listrik
Ø Penyediaan air minum
Ø Penyediaan air baku untuk industri
Ø Perikanan waduk dengan sistem tebar bebas
Ø Potensi pariwisata dan olahraga.
C. Permasalahan di Sungai bengawan Solo
Bengawan solo termasuk sungai besar yang idealnya memiliki lebar 300 meter, namun kondisi saat ini lebar sungai hanya 160-180 meter. Hal ini karena sungai tersebut mengalami permasalahan. Pinggiran sungai di hulu Bengawan Solo yang kemiringannya 30-40 persen kini menjadi lahan pertanian, hampir tidak ada lahan yang tersisa untuk hutan atau daerah resapan yang penting untuk kelestarian sumber mata air Bengawan Solo.
Daerah sempadan Bengawan Solo yang luasnya mencapai 1,9 juta hektare, kini hilang karena dihuni oleh 7,1 jiwa. Dari jumlah penduduk yang mendiami sempadan Bengawan Solo. Karena kurangnya pengetahuan penduduk terhadap kelestarian lingkungan Bengawan Solo, mereka tak peduli dan merusak sungai terbesar di Pulau Jawa itu. Dari 1,9 juta hektare luas sempadan sungai, 1,13 juta hektare di antaranya dipakai untuk lahan pertanian.
Bengawan Solo meluap setiap musim hujan. Penyebabnya diantaranya, aliran sungai mulai dangkal karena ada sedimentasi dari lahan pertanian dan hilangnya sempadan sungai menyebabkan air hujan yang jatuh, langsung menuju sungai. Padahal, jika sempadan itu asli (berupa hutan), jatuhan air hujan tak langsung menyentuh permukaan tanah. Hujan mengenai daun pepohonan, lalu jatuh ke tanah, dan diserap akar-akar pohon. Akar-akar pohon ini, di samping bisa menyimpan air hujan (menghambat banjir), juga dapat memasok air untuk Bengawan pada musim kemarau.
Pada sepanjang hulu dan sempadan Bengawan Solo terjadi erosi. Hal ini di sebabkan karena pada sungai bengawan solo marak berbagai penambangan pasir, terutama yang diusahakan secara besar-besaran dengan mesin penyedot. Lubang-lubang besar di dalam sungai menyebabkan ketidakstabilan tebing yang menimbulkan longsor. (Sumber: Harian Republika, Sabtu 14 Maret 2009)
Beberapa permasalahan yang terjadi di wilayah sungai Bengawan Solo, diantaranya:
1. Kerusakan Ekologi Sungai Bengawan Solo
Akhir - akhir ini terjadi pendangkalan sungai akibat adanya penggelontoran lumpur, endapan yang masuk cukup besar sehingga menutup rongga-rongga. Hal ini menjadikan debit air menjadi tidak stabil. Saat ini, sungai Bengawan Solo layaknya sebagai tempat pembuangan sampah yang paling praktis. Adanya pencemaran sungai Bengawan Solo dalam kondisi yang parah. Aktivitas perindustrian memberikan dampak negatif terjadinya pencemaran sungai. Pembuangan limbah beracun kesungai mengakibatkan sungai tidak layak dikonsumsi dan membunuh organisme yang ada di dalamnya.
Akibat pendangkalan di kawasan muara bengawan, dapat merambah hingga hutan bakau dan hutan bakaupun akan menjadi dangkal, ini akan menyebabkan kematian bagi biota sungai (ikan, udang) yang tidak mempunyai tempat berlindung.
Jika terus berlanjut, kawasan akan menjadi delta atau tanah timbul. Akibatnya selain ekosistem hancur, dampak besarnya dapat terjadi sengketa. Semakin terjadinya pendangkalan sungai berakibat luapan air sungai yang berpotensi banjir pada musim hujan dengan curah hujan tinggi.
2. Sedimentasi Sungai Bengawan Solo
Hasil studi penanganan sedimentasi yang dilakukan Japan International Cooperation Agency (JICA) dikatahui bahwa rata-rata sedimen tahunan dalam periode 1993-2004 sebesar 3,18 juta m3 (Mahyaya).
Sumber sedimentasi itu berasal dari erosi permukaan tanah, penebangan pohon di daerah tangkapan air, dan kerusakan DAS yang merupakan lahan pasang surut.
Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang tersangkut ketempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air atau angin (Arsyad, 1983). Proses hidrologi secara langsung dan tidak langsung akan berhubungan dengan terjadinya erosi, transportasi sedimen, deposisi sedimen di daerah hilir, serta mempengaruhi karakter fisik, biologi, dan kimia. Terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (intensitas hujan, topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tata guna lahan
3. Delta Sungai Bengawan Solo
Delta Sungai Bengawan Solo berada di daerah Sedayu wilayah kabupaten Gresik. Pada Delta ini sengaja dibuat kanal oleh manusia, tepatnya sejak zaman Hindia Belanda. Delta Bengawan Solo ini menghasilkan sedimentasi sebanyak 17 juta ton lumpur per tahun.
Delta Pangkah merupakan salah satu hasil modifikasi sungai Bengawan Solo di bagian hilir.
Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk mengindari pendangkalan di selat Madura. Endapan dibawa oleh aliran Bengawan Solo dari ujung hingga hilir. Delta buatan yang merupakan hasil rekayasa yang berada di sebelah utara kota Gresik. Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk mengindari pendangkalan di selat Madura. Delta tersebut bernama Delta Pangkah karena berada di wilayah administratif Desa Ujung Pangkah.
SUMBER :
Resma.2013. DEFINISI, PERMASALAHAN, DAN KARAKTERISTIK SUNGAI DI
INDONESIA. http://resmakurosaki12.blogspot.com/2013/04/definis-.
permasalahan-dan-karakteristik.html
Sunny.2013.DELTA SUNGAI BENGAWAN SOLO (DELTA MUARA UJUNG
PANGKAH.http://blogs.unpad.ac.id/sannytriutami/2013/05/29/delta-.
sungai-bengawan-solo-delta-muara-ujung-pangkah/
Anonim. PROFIL DAS BENGAWAN SOLO. . http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/Profil%20DAS%20Bengawan%20Solo.PDF
0 Response to "Analisis Bengawan Solo"
Post a Comment